Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 03 Maret 2019

Teks Fabel
Kisah Gajah yang Suka Menghina Binatang Lain 

Pada suatu hari di hutan yang sangat lebat dan ditumbuhi banyak tumbuhan, hiduplah seekor gajah yang suka menghina binatang lain. Saat mencari makanan, gajah bertemu dengan seekor semut yang kesusahan mengangkat makanannya. Gajah pun bertanya kepada semut, “Apa yang terjadi wahai semut?” Semut pun menjawab, “Aku sedang kesusahan mengangkat makanan ini, karena tubuhku yang terlalu kecil dan lemah ini.” Gajah pun tertawa, “Hahaha… memang kamu itu terlalu lemah, aku saja mengangkat makanan itu sangatlah gampang sekali.” Semut pun berkata “Ohh jadi kamu menghinaku hanya karena fisikku saja? Jika kamu tidak mau menolongku tidak apa, Gajah. Aku pergi dulu.” Semut pergi sambil kesusahan mengangkat makanan itu.
Gajah pun melanjutkan perjalanannya ke kebun pisang. Di perjalanan gajah bertemu dengan siput yang jalannya sangat lambat. Gajah pun menyapa siput, “Hai siput, bagaimana kabarmu?” Siput pun berkata, “Hai juga gajah, aku baik – baik saja, bagaimana denganmu?” Gajah pun menjawab, “Sama denganmu siput,” gajah pun melanjutkan perkataaannya, “pasti kamu adalah hewan yang paling lambat di hutan ini, hahaha…” Siput pun berkata, “Aku tidak peduli apa yang menjadi kelemahanku, karena aku diminta untuk selalu bersyukur.” Gajah pun meninggalkan siput dengan perasaan acuh tak acuh.
Di jalan, gajah bertemu dengan landak yang sangat ditakuti oleh gajah dan semua binatang di hutan ini. Gajah sangat penasaran, karena landak tidak merasa terganggu dengan duri – duri yang sangat tajam dan dapat melukai binatang – binatang di sekitarnya. Gajah pun akhirnya bertanya kepada landak, “Wahai landak apakah aku boleh bertanya kepadamu?” Landak pun menjawab, “Tentu saja boleh gajah,” gajah pun bertanya, “Wahai landak, mengapa kamu tidak merasa terganggu dengan duri – durimu itu yang dapat melukai binatang – binatang di hutan ini?” Landak pun menjawab, “Justru karena duri – duriku yang sangat tajam ini bisa menguntungkanku, karena duriku ini akan melindungiku dari serangan – serangan yang berbahaya.” Gajah pun berkata, “Kalau aku jadi dirimu pasti aku akan malu dan akan mencabut semua duriku, agar aku tidak dijahui oleh binatang lain yang ada di hutan ini, hahaha...” Kata gajah sambil meninggalkan landak sambil tertawa.
Pada saat siang hari gajah bertemu dengan kura – kura yang sedang memakan buah – buahan yang jatuh dari pohon. Gajah pun bertanya kepada kura – kura itu, “Kura – kura, mengapa kamu memakan buah – buahan yang telah jatuh dari pohon itu?” gajah pun melanjutkan perkataannya, “apakah kamu tidak takut jika buah – buahan yang kamu makan itu ternyata busuk?” Kura – kura pun menjawab, “Aku selalu memilih buah – buahan itu sebelum kumakan.” Gajah pun menjawab perkataan kura – kura “Kasihan sekali kamu kura – kura, kamu tidak bisa menggambil makanan yang letaknya lebih tinggi dari dirimu, sedangkan diriku walaupun letaknya lebih tinggi dari diriku, aku masih bisa menggambilnya dengan belalaiku yang panjang ini, baiklah kura – kura aku pergi dulu.” Gajah meninggalkan kura tanpa rasa bersalah sama sekali.
     Gajah memberhentikan perjalanannya sebentar di sebuah pohon yang sangat besar dan juga rindang. Pada saat gajah beristirahat, dia tidak sengaja bertemu dengan ular yang sedang melintas di depannya. Ular pun menyapa gajah, “Hai gajah, apa yang kamu lakukan di situ?” Gajah pun menjawab, “Aku sedang beristirahat sebentar saja, karena aku capek sekali.” Ular pun membalas perkataan gajah, “Ohh… selamat beristirahat gajah,” Gajah pun berkata kepada ular, “Sudah kamu pergi sana jangan mengganggu istirahatku!” gajah pun melanjutkan perkataaannya, “aku tidak suka melihat kulitmu yang bersisik itu, karena warnanya sangat jelek.” Ular pun meninggalkan gajah tanpa menjawab perkataannya dan merasa sedih atas apa yang dikatakan oleh gajah terhadapnya. 
Gajah masih beristirahat di pohon yang besar itu. Tiba – tiba kelinci datang dan terlihat bingung. Gajah pun bertanya kepada kelinci, “Hai kelinci, mengapa kamu terlihat bingung?” kelinci pun menjawab, “aku bingung ingin meminta bantuan siapa,” Gajah pun berkata, “Memang siapa yang butuh bantuan?” Kelinci pun berkata, “Tikus butuh bantuan, dia akan dimakan oleh harimau dan aku tidak bisa membantunya, jika aku membantunya aku akan dimakan oleh harimau. Gajah apakah kamu mau membantuku menyelamatkan tikus?” Gajah pun menjawab, “Aku tidak ingin membantunya. Mengapa aku harus membantunya? Dia hewan yang menjijikkan dan aku jijik membantunya.” Ditengah perdebatan antara kelinci dan gajah, kancil pun tiba – tiba datang dan berkata, “Wahai kelinci dan gajah, mengapa kalian berdebat?” Kelinci pun menjawab, “Tikus terkena masalah, dia akan dimakan oleh sang harimau dan aku meminta bantuan sang gajah, tetapi dia menolak dan menghinanya,” Gajah pun menjawab, “Buat apa aku menolong hewan yang menjijikkan,” Kancil pun berkata, “Wahai sang gajah, tindakanmu itu tidaklah baik, kita harus menolong hewan yang sedang kesusahan dan kita tidak boleh menghina atas apa yang menjadi kekurangannya.” Gajah pun menjawab, “Baiklah kancil aku akan meminta maaf kepada semua hewan yang pernah ku hina dan ayo kita membantu tikus!” Kancil dan kelinci pun serentak berkata, “Ayo…!” Mereka pun langsung membantu tikus yang hampir dimakan oleh harimau dan akhirnya tikus selamat.
Setelah kejadian penyelamatan tikus, gajah meminta maaf kepada semua hewan yang pernah dia hina. Gajah pun berjanji tidak akan melakukan hal – hal yang akan melukai hati teman – temannya. Gajah pun berubah sikap menjadi gajah yang baik hati, murah senyum, selalu menolong satu sama lain, dan tidak pernah menghina hewan – hewan yang lain. 
Tamat…
 Oleh :
Diyan Febria S (6.S2.5/07)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar