Suatu hari di
sebuah hutan bernama Hutan Narnia hiduplah seekor kelinci bernama Rubi. Rubi
memiliki banyak sekali teman karena Rubi sangatlah baik kepada semua orang.
Rubi disenangi banyak sekali hewan di hutan itu. Akan tetapi ada seekor hewan
yang sangat membenci Rubi. Ia bernama Mira, Mira adalah seekor landak yang
dulunya sangat terkenal. Akan tetapi sekarang Mira sudah tidak terkenal lagi.
Bahkan sekarang tidak ada seorangpun yang mengenal atau mengetahui tentang
Mira. Selama ini Mira selalu beranggapan bahwa yang menyebabkan ia tidak dikenal
seekor hewanpun di hutan itu adalah Rubi. Karena Rubi adalah satu satunya hewan
yang langsung terkenal dengan cepatnya setelah kepergian dirinya.
Di saat yang bersamaan dengan kejadian itu, ada segerombol hewan datang ke hutan Narnia. Mereka adalah Sani, Ridna, Hani, Bina, dan Edna. Sani, Ridna dan Edna adalah seekor rubah. Sedangkan Hani dan Bina adalah seekor tupai. Mereka semua dulunya adalah teman baiknya Mira. Saat mereka masih kecil, mereka berenam adalah sahabat baik. Hingga suatu hari Mira harus rela ditinggalkan oleh teman temannya karena mereka harus pindah ke hutan seberang. Waktu itu Mira telah terkenal. Sehingga Sani, Ridna, Hani, Bina, dan Edna yakin bahwa Mira tidak akan merasa kesepian karena ia akan mendapatkan banyak teman baru.
Namun,
dugaan mereka semua ternyata salah. Setelah kepergian Sani, Ridna, Hani, Bina,
dan Edna, ketenaran Mira perlahan mulai pudar dan akhirnya ketenaran Mira
tergantikan oleh ketenaran Rubi. Sewaktu hal itu terjadi, Mira sangatlah sedih
dan putus asa. Ia bingung harus berbagi perasaan sedihnya dengan siapa. Karena
Mira tidak lagi memiliki keluarga dan ia juga tidak memiliki satu temanpun.
Keluarga Mira meninggal karena kebakaran hutan yang terjadi di sekitar
rumahnya. Saat itu Mira sedang bermain di rumah Edna yang letaknya sangat jauh
dari rumahnya. Saat Mira pulang ke rumahnya, semuanya telah hangus terbakar.
Ayah, ibu, kakak, dan adik-adiknya telah meninggal dengan keadaan yang
mengenaskan. Walau sering ditimpa musibah, Mira tetap berusaha menahan amarah dan
emosi yang ada di dalam dirinya. Tetapi seluruh amarahnya memuncak ketika ia
sadar bahwa ia telah dikucilkan dan diasingkan oleh para hewan di Narnia.
Itulah mengapa Mira tinggal di dekat perbatasan antara hutan Narnia dengan
hutan Bitrana.
Sesampainya
Sani, Ridna, Hani, Bina, dan Edna di hutan Narnia, mereka langsung pergi ke
pusat hutan. Karena dulu Mira tinggal di pusat hutan. Saat mereka telah sampai
di rumah Mira yang dulu, mereka terkejut karena Mira tidak lagi tinggal di
sana. Sani bertanya, “Permisi tuan kelinci, dimanakah pemilik rumah yang dahulu
tinggal di sini sekarang?” Lalu tuan kelinci menjawab, “Aku tidak tahu! Mungkin
saja sekarang dia telah tiada di pinggir perbatasan Hutan Narnia dan Hutan
Bitrana.” “Kalau begitu terima kasih tuan kelinci, mohon maaf kami telah
mengganggumu.” Ucap Edna dengan nada agak jengkel.
Mereka
akhirnya pergi dari rumah tuan kelinci galak itu dan bergegas pergi menuju
perbatasan Hutan Narnia dan Hutan Bitrana. Di tengah perjalanan Edna berkata,
“Aku sangat benci dengan tuan kelinci tadi! Kalau tidak suka dengan kedatangan
kita ya lebih baik bilang saja. Dia bahkan sampai mendoakan teman kita telah
meninggal!” “Kau benar Edna, tetapi mengapa Mira ada di kawasan pengasingan?
Bukannya dia adalah hewan yang terkenal?” Hani menambahkan. Ridna menjawab,
“Hani ada benarnya juga. Kalau Mira hewan yang terkenal, mengapa banyak orang
yang tidak mengenalnya?” “Atau mungkin setelah kepergian kita ketenaran Mira
mulai memudar dan langsung digantikan dengan ketenaran kelinci bernama Rubi?”
sahut Bina. “Teman-teman aku khawatir akan terjadi sesuatu dengan Mira.” Kata
Sani. “Tenanglah Sani, Mira pasti akan baik-baik saja,” kata Edna.
Mereka
akhirnya sampai pada sebuah gubuk tua dan lusuh di perbatasan Hutan Narnia dan
Hutan Bitrana. Saat mereka mengetuk pintu gubuk itu keluarlah seekor landak
dengan duri yang sangat kotor. Seketika suasana yang tadinya penuh akan
kesedihan dan kekhawatiran berubah menjadi suasana yang mengharukan dan penuh
kebahagiaan. Mereka berpelukan dengan tetap berhati-hati agar mereka tidak
terlukai duri Mira. Setelah itu mereka berbincang bincang dan saling bercerita
sambil melepas rindu.
Sani
bertanya, “Mira... mengapa kamu sekarang tinggal di tempat pengasingan?
Bukannya kamu adalah artis hewan paling tenar dulu?” “Itu dulu,” Mira menghela
nafas, “sekarang aku bukan lagi seorang artis. Dahulu sewaktu kalian pergi
meninggalkanku, ada banyak sekali gosip dan fitnah tentangku. Karena aku lebih
memilih diam daripada melawan mereka berpikir bahwa semua itu benar adanya.
Tetapi saat aku mulai melawan semua tuduhan itu mereka tidak memberikanku
kesempatan untuk menjelaskan yang sebenarnya dan mereka langsung mengirimku kesini
dengan keadaan mataku yang tertutup. Lalu dalam sekejap mereka melupakanku dan
mereka memiliki artis baru yaitu Rubi. Walaupun sebenarnya aku merasa sedih
tetapi aku tidak dapat melakukan apapun. Aku selalu berfikir bahwa selama ini
yang menyebarkan tuduhan buruk tentangku adalah Rubi.”
Edna
berkata, “Aku benar benar seballlllll!!! Bagaimana bisa mereka mengasingkan
temanku yang tidak bersalah ini bahkan mereka tidak mendengarkan
penjelasannya.” “Kau benar Edna, pasti ada sesuatu di balik semua ini. Bagaimana
mungkin mereka bisa melakukan ini kalau tidak ada dalang yang membuat onar,”
sahut Bina. “Kita harus segera menemukan bukti bahwa Mira tidak bersalah dan bukti
untuk mengalahkan dalang pembuat onar itu!” ucap Hani. “Setujuuu!!!” sahut
Edna, Sani, Ridna, dan Bina. Mendengar hal itu Mira langsung menangis karena
terharu.
Esoknya
Edna, Ridna, Hani, dan Bina pergi ke pusat kota dan mulai mencari bukti bukti
tentang kasus Mira. Sani tidak ikut dengan mereka karena Sani akan tetap
tinggal dengan Mira untuk menjaganya. Awalnya mereka menemukan jalan buntu yang
hampir membuat mereka putus asa. Namun denga kerja sama dan ketekunan mereka,
mereka menyiapkan jebakan untuk Rubi. Karena Rubi dianggap merupakan tersangka
dalam kasus ini. Awalnya Ridna melamar kerja sebagai manager Rubi. Setelah
berlalu beberapa minggu hingga Rubi percaya penuh kepada Ridna, mereka baru
memulai rencana mereka. Awalnya Hani berpura-pura kehilangan sahabat baiknya di
tengah kota sambil membawa foto Mira. Lalu berita tentang hilangnya Mira
disebar luaskan melalui media massa. Hingga pada akhirnya berita itu sampai di
telinga Rubi.
Saat
berita itu sudah diketahui oleh Rubi, maka rencana mereka mulai mendekati puncaknya.
Karena di saat Rubi mulai mengingat tetang kejadian yang dialami Mira apabila
ia memang bersalah ia akan merasa terbebani dan akhirnya ia akan
menceritakannya kepada seseorang yang sangat ia percaya yaitu Ridna. Tidak
disangka rencana mereka berjalan sangat lancar dan sangat cepat. Dalam waktu
singkat berita itu telah diketahui oleh Rubi dan membuat Rubi yang berwatak
baik dihadapan publik menjadi geram. Akhirnya watak asli Rubi terbongkar di
depan managernya sendiri. Rubi yang dikenal sangat baik dan bukanlah seorang
pendendam ternyata adalah orang jahat yang memakai topeng kebaikan.
Dihadapan
Ridna Rubi berkata di ruangan pribadinya bahwa ia merasa terganggu dengan
berita hilangnya Mira. “Bukankah seharusnya Mira telah meninggal? Dia telah
diasingkan begitu lama mana mungkin dia masih dapat bertahan hidup? Seharusnya
dulu aku membuat fitnah yang dapat membuat Mira dihukum penggal di pusat hutan.
Mengapa dulu aku malah mengusulkan untuk mengasingkannya bukan malah
membunuhnya? Seharusnya aku dulu membunuhnya! Bukankah aku benar Ridna?” kata
Rubi. Ridna menjawab, “Apabila Mira memang sangatlah jahat kau sangatlah benar
Rubi.” Rubi tertawa sambil berkata, “Mira, kau akan segera berakhir!”
Sayangnya,
Rubi tidak menyadari bahwa sebelumnya Ridna dan kawan-kawanya telah memasang
CCTV dan penyadap suara di dalam ruangannya. Setelah Rubi pergi jauh
meninggalkan ruangannya, Ridna segera bergegas mengambil alat penyadap suara
dan CCTV yang telah ia sembunyikan lalu ia menyebarkan bukti itu ke media
massa. Selang beberapa hari setelah Rubi mengatakan semua kejadian sesungguhnya
kepada Ridna, seluruh bukti yang menunjukkan bahwa selama ini Mira tidak
bersalah dan sebenarnya yang bersalah adalah Rubi telah menyebar dengan
sangatlah cepat.
Rubi
langsung ditangkap dan dijatuhi hukuman pengasingan di hutan lain seumur
hidupnya karena semua kesalahanya. Lalu, Mira yang dulunya dianggap jahat dan
telah menerima hukuman yang seharusnya tidak ia dapatkan, sekarang kembali ke
pusat hutan dengan sangat terhormat. Sesampainya Mira di pusat hutan, ia
disambut oleh banyak binatang dengan sangat meriah dan ia diberi gelar
kehormatan yaitu “Putri Damai”. Sekarang nama Mira berubah menjadi Putri Damai
Mira. Teman-teman Mira yang telah membatunya juga diberi gelar kehormatan yaitu
“Pejuang Keadilan”. Akhirnya mereka semua hidup dengan bahagia dan mereka
menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah.
Pesan yang
dapat kita petik dari kisah ini adalah sebaik baik tupai melompat pasti akan
jatuh ke tanah juga. Yang dimaksud dari kata kata itu adalah sebaik baik
seseorang menyembunyikan suatu rahasia, suatu saat rahasia itu akan terbongkar
juga pada akhirnya. Dari cerita ini juga dapat kita simpulkan bahwa kita tidak
boleh menilai seseorang dari luarnya saja tetapi juga dari dalamnya. Selain itu
kita juga dapat menyimpulkan bahwa kita tidak boleh terburu-buru dalam
mengambil suatu keputusan agar kita tidak menyesalinya di kemudian hari.
Nama : Jashica Aulya Fajryani
Kelas : 6.S2.3
No.Absen : 16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar