Dia Tanpanya Sekarang
Di Hutan yang cukup lebat hiduplah kawanan Beruang, yang dikenal sebagai Vocalist Band bernama Bears Band FTDS. Band tersebut memiliki empat personil, yang diantaranya adalah Frokly sebagai vokalis, Tuenny sebagai gitaris, Duerwess sebagai drumer, dan yang terakhir Stefany sebagai pemain piano. Semua Beruang sangat memedulikan terhadap keadaan temannya satu sama lain, agar tidak timbul perpecahan sehingga Bears Band FTDS tetap utuh.
Kawanan Beruang tersebut memiliki karakter dan sifatnya tersendiri, seperti Frokly dia adalah Beruang yang sangat mandiri, pekerja keras, dan juga dermawan, Frokly juga sangat tampan. Tubuh Frokly tinggi karena dia sangat suka sekali olahraga, olahraga yang sangat dia sukai adalah olahraga Bola Basket. Kedua adalah Tuenny, dia adalah Beruang yang paling fashionable. Namun, lama-lama sikap Tuenny berubah drastis, Tuenny agak sombong, daripada temannya yang lain, Tuenny juga berencana ingin keluar dari Bears Band FTDS namun teman- temannya yang lain menghalanginya. Ketiga adalah Duerwess, Duerwess adalah adik kandung dari Frokly, wajah keduanya sangat mirip, yang membedakannya adalah hobi keduanya, hobi Duerwess adalah bermain Kasti sedangkan Frokly sangat suka bermain Bola Basket, perbedaan yang kedua adalah tubuh Duerwess lebih kurus dibanding tubuh Frokly yang bidang. Terakhir adalah Stefany, dia adalah Beruang yang sangat pendiam dibanding yang lain. Selain dia pandai bermain piano, dia juga sangat pandai bermain Sasando, dia memiliki hobi mengoleksi perangko.
Pada suatu hari terdapat acara di Hutan seberang yang mengharuskan Bears Band FTDS konser pada acara tersebut, semua Personil Band sangat senang menanti acara tersebut. Namun, Tuenny berbeda 360 derajat, dia tampak malas dan bosan. Semua teman-temannya telah berlatih keras, Frokly melatih suaranya, Duerwess melatih bermain drum, dan Stefany melatih bermain pianonya, semuanya dilakukan supaya di acara tersebut Bears Band FTDS dapat menampilkan yang terbaik. Di sela-sela berlatih Frokly melihat Tuenny hanya duduk termangu di sofa dengan menopang dagu. Akhirnya Frokly mendatangi Tuenny, "Apa yang sedang kamu lakukan, Tuenny?" tanya Frokly lembut. "Mengapa kamu tidak ikut latihhan bersama teman-teman yang lain?" tambah Frokly. Dengan wajah malas menanggapi Tuenny akhirnya menjawab, "Ikut latihan?! APA?! APA?! yang harus aku latih lagi, aku kan tidak seperti kalian! yang perlu dilatih karena kekurangan kalian masih banyak! Hahahahahahaahaaha." jawab Tuenny dengan sombong.
Mendengar hal itu, semua kawan-kawan berhenti berlatih dan menghampiri Tuenny. Stefany yang biasanya pendiam akhirnya angkat bicara, "Kamu tidak sebaiknya bicara seperti itu kepada kita semua, apakah kamu sudah lupa bahwa kita adalah sahabat?" jelas Stefany. Kemudian Duerwess ikut angkat bicara, "Sudah-sudah jangan diperpanjang lebih baik kita kembali berlatih."
Stefany dan Frokly mengikuti apa yang dikatakan Duerwess, Stefany dan Frokly kembali berlatih lagi. Namun, Tuenny tetap saja dengan pendiriannya dia tidak mau ikut latihan. Setelah sekian lama berlatih, akhirnya acara yang dinanti-nanti datang.
Di belakang panggung, Tuenny merasa sangat percaya diri. Sedangkan teman-temannya merasa sedikit gugup. Akhirnya Tuenny menghampiri teman-temannya, “Mengapa kalian semua gugup? Kalian sangat berlebihan padahal ini hanya sekedar konser biasa saja.” “Tidak seharusnya kalian merasa gugup seperti ini hahahaha dasar KAMPUNGAN!” Semua teman-temannya sudah kebal dengan ejekan Tuenny, mereka semua tidak pernah marah karena sudah mengerti sifatnya yang keras kepala dan sombong.
Kemudian semua naik ke atas panggung, dan memulai konser. Penonton yang melihat cukup banyak dan riuh sekali. Di tengah-tengah lagu, Tuenny tiba-tiba merintih kesakitan, “Aduhh! Aduhh!” ternyata tangan Tuenny terkena senar gitar, tangan Tuenny bercucuran darah dia mengeluh-eluh kesakitan di atas panggung. Konser akhirnya diberhentikan, semua penonton menyorak-nyoraki di atas panggung dan melempari Tuenny dengan botol bekas sisa minuman dari penonton. Tuenny merasa sangat malu, kemudian petugas kesehatan datang dan mengantar Tuenny ke rumah sakit, di Ambulans Tuenny angkat bicara, “Teman-teman aku ingin mengatakan sesuatu.” ucap Tuenny. “Mengatakan apa?” tanya Frokly. “Sebaiknya aku keluar dari band gak berguna ini, band ini sudah membuat aku sangat maludan juga harga diriku jatuh.” tegas Tuenny. “Tapi..” sela Duerwess. “Ssstt! Cukup kamu tidak usah ikut campur, keputusan aku sudah bulat! Tidak usah kamu ganggu gugat lagi!”
Kemudian Tuenny di periksa, dan luka Tuenny kata dokter tidak terlalu serius. Luka Tuenny di perban dan tidak boleh terkena air dahulu selama minimal seharian. Setelah dari rumah sakit Tuenny akhirnya pulang dan memikirkan apa yang tadi dia putuskan tadi, tentang keluar dari Bears Band FTDS benar ataukah salah. Ketika termangu sendirian tidak ada teman, akhirnya dia melihat-lihat sosial media Bears Band FTDS di dalam hatinya dia masih ingin sekali kembali bersama teman-temannya tersebut. Tapi, dia merasa minder mengatakan itu semua. Mengingat perkataan Tuenny selama ini semakin menambah bersalahnya dia kepada sahabatnya tersebut.
“Maafkan perkataaanku, maafkan semua kesalahanku, maafkan jika aku selama ini keras kepala kepada kalian semua. Aku tidak sadar selama ini... aku hanya memikirkan hidupku saja, aku memang pencundang!” Ucap Tuenny dalam hati. Tanpa disadari air mata mengalir deras di pipi Tuenny yang sedang memegang erat foto dirinya bersama teman-temannya dengan tangan yang masih diperban.
Tanpa pikir panjang Tuenny langsung membuat surat untuk sahabatnya yaitu Frokly, Duerwess, dan Stefany. Surat itu berisi penyesalan Tuenny selama ini. “Halo teman-teman, apa kabar kalian? Aku harap kalian semua baik-baik saja di sana. Maafkan aku yang selama ini menghina kalian semua, aku sangat menyesal dan aku sekarang sadar dengan apa yang aku lakukan.. Aku rindu kalian semua, aku rindu Frokly, Durwess, dan aku juga rindu Stefany. Aku pantas menerima ini semua, apabila kalian masih marah, aku mohon agar maafkan aku. Aku ingin berkumpul bersama kalian lagi dan kita mulai dari awal lagi, Aku mohon!” Ucap Tuenny di suratnya, kemudian dia segera mengambil amplop di lemari kamarnya, dan dia langsung mengambil sepeda di garasi miliknya untuk ke Kantor Pos di Jalan Senandung Barat no. 45 Blok B.
Di sepanjang perjalanan Tuenny mengayuh sepedanya dengan cepat mengharap Kantor Pos masih buka, di lampu merah dia melihat jam sudah pukul 4.15 Sore, sedangkan Kantor Pos tutup pukul 4.30 Sore. Hanya tersisa waktu 15 menit saja.
Setelah di depan Kantor Pos Tuenny merasa lega, karena Kantor Pos masih belum tutup langsung saja dia masuk dan memberikan suratnya tersebut kepada Nyonya Rubah, “Nyonya Rubah ini Surat saya, tolong kirimkan ke Alamat Jalan Flores no. 27 Blok E kemudian warna rumahnya ungu, Terimakasih.”
Nyonya Rubah dengan tersenyum menerima surat dari Tuenny, ”Kenapa kamu tergesah-gesah?” tanyanya dengan tersenyum. “Surat ini adalah surat untuk sahabatku dan aku sangat rindu sekali dengannya.” Jawab Tuenny.
“Kapankah surat ini bisa terkirim kepada sahabat saya?” tanyanya dengan cepat. “Apakah bisa hari ini?” Tanya Tuenny tidak sabar. Nyonya Rubah hanya meladeni dengan senyuman dan menggeleng-gelengkan kepalanya, ”Nak.. surat ini tidak dapat dikirim hari ini, lagi pula kan kurang 3 menit lagi Kantor Pos ini tutup. Besok surat ini akan diantar oke?” jawab Nyonya Rubah ramah.
Setelah Tuenny dari Kantor Pos, dia kemudian pulang ke rumahnya dan Tuenny langsung mandi. Untuk membersihkan tubuhnya.
Sudah 5 hari dia menunggu balasan surat dari 3 sahabatnya itu, namun tidak ada kabar. Dia hanya menghabiskan waktu di kamarnya dengan lukanya yang sudah sembuh dan sudah tidak diperban lagi.
Tiba-tiba terdengar pintu di ketuk, dia langsung bangkit dan berseru senang, ”Pasti itu surat balasan dari sahabatku.”
Dengan berlari menuju gagang pintu, dan membukanya Tuenny melihat tidak ada siapa-siapa di depan rumahnya tapi anehnya, terdapat surat yang diletakkan di bawah persis kakinya, Tuenny dengan sigap mengambil dan membaca isi surat itu di depan pintu rumahnya, “Halo Tuenny, Apa kabar? Pasti kamu menunggu surat ini kan? Jangan khawatir aku dan teman-teman yang lainnya sudah memaafkanmu dari awal dan soal kamu gabung lagi ke band kita... aku dan teman-teman yang lainnya sangat-sangat meminta maaf.” ucap kawan-kawan Tuenny di surat, tapi Tuenny merasa ada yang janggal karena kalimat terakhir belum sempat diselesaikan semua.
Ketika sedang memasukkan surat ke amplop kembali, terdapat gulungan kertas kecil yang menyuruh Tuenny untuk ke belakang rumahnya. Dia menuruti perintah tersebut, dan berjalan menuju belakang rumahnya
Di belakang rumahnya, betaapa kaget Tuenny karena ada teman-temannya yaitu Frokly, Duerwess, Stefany, dan satu oraang yang tidak dikenal olehnya. Kemudian Frokly berkata, “Kita semua kemari ingin melanjutkan isi surat yang telah kamu bacaa tadi.”
“Ohh ternyata kamu yang mengirimnya tadi.” simpul Tuenny. “Lanjutkan saja, kenapa kamu sampai ke sini semuanya? Kenapa tidak langsung di surat saja dan siapa dia?” tanyanya tidak tahu apa-apa.
“Maafkan kami sebelumnya Tuenny, setelah kamu keluar dari band ini. Kita semua sudah mencari pengganti kamu sebagai gitaris... Ini kenalkan Zendlax pengganti kamu.”
Dengan terkejut Tuenny termengung tidak berkata apa-apa lalu meninggalkan sahabatnya itu tanpa sepatah kata yang terucap dari mulutnya.
“TUNGGU!” perintah Zendlax. Kemudiann langkah kaki Tuenny terhenti,”Ada apa, kamu panggil aku ?”
“Bagaimana kalau kita membuat band baru lagi, kia mulai dari awal, bagaimana menurut kalian?” Ide Zendlax.
“Maksutnya aku masuk lagi di band ini? Lalu aku jadi apa, kalau gitarisnya kamu, kan aku hanya bisa main gitar aja selebihnya aku tidak bisa main alat musik lainnya.”
“Naahh itu dia.. maksutku itu kamu main gitar, sedangkan aku main piano, aku juga bisa main piano, lalu kamu Stefany, kamu main alat musik sasando kamu juga pandai kan main alat musik ini. Lalu nama band baru kita adalah Bears Band FTDSZ Gimana setuju tidak?”
Setelah hening beberapa saat kemudian ada canda tawa dari ke lima sahabat baru tersebut. “SETUJU!” seru mereka semua serempak.
“Memang benar `Aku Tanpanya Sekarang`, aku tanpa kalian seperti ibarat langit tanpa rembulan.” ucap Tuenny.
Semua teman-temannya berpelukan dan menangis terharu. Mereka semua memulai dari awal dan saling intropeksi diri. ~PERSAHABATAN ADALAH SEGALA-GALANYA DALAM HIDUP.
Nama : Nanda Devita Agthalia
No Absen : 26
Kelas : 6.S2.4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar