Di hutan hiduplah seekor Kera. Menurut warga
di hutan, Kera memiliki watak yang sangat tidak baik. Kera terkenal akan
kerakusannya. Tidak hanya itu, ia juga suka sekali mencuri karena kemalasannya
itu. Sampai suatu hari Kura – kura berjalan lambat melewati Kera.
“Hei Kura – kura,kamu mau pergi kemana?” tanya Kera
“Aku mau ke kebun.” jawab Kura – kura
“Aku ikut.” kata Kera
Dengan senang Kera mengayunkan tangan kanan kiri. Lalu pergi
dengan cepat meninggalkan Kura – kura.
“Hei! tunggu aku Kera!” teriak Kura – kura, tapi Kera
menghiraukanya.
Beberapa jam kemudian Kura – kura telah
sampai di kebunnya. Lalu Kura – kura mengajak Kera untuk bercocok tanam pisang
di sana. Kera segera melubangi tanah, sedangkan Kura – kura menanamkan bibit di
lubang tersebut. Setelah beberapa hari disiram kemudian pisang tersebut tumbuh
sedikit demi sedikit. Akhirnya waktunya telah tiba, pisang yang ditanam Kura –
kura dan Kera telah tumbuh dengan lebat. Lalu dengan cepat Kera mengambil dan memakannya.
“Wah, banyak sekali pisangnya.” kata Kera sambil mata berkaca
– kaca menaiki sebuah pohon.
“Tunggu Kera itu semua kita makan pada saat pesta besok lusa.”
kata Kura – kura
“Aku makan sedikit saja.” Kata Kera. Tapi tak lama kemudian
hampir setengah dari kebun Kura – kura habis.
“KERRAA!” dengan suara lantang Kura – kura marah.
“Dah, Kura – kura!” kata Kera sambil meninggalkan kebun
tersebut.
Dengan marah Kura
– kura mencari sang kancil untuk mencari sebuah solusi untuk pesta besok lusa.
Besoknya pada pagi hari,
“Kancil…Kancill!” teriak Kura – kura.
“Aduh pagi – pagi Kura ini.” dengan mata mengantuk Kancil
keluar dari semak dan bertanya pada Kura – kura ada apa.
“Itu.. Kera memakan hampir seluruh kebun.” lesu Kura – kura
pada kancil
“Hmm..ah aku punya ide.” Kata Kancil sambil berbisik – bisik
pada Kura – kura.
Lalusetelah itu Kura – kura mempersiapkan pesta untuk besok
ditambah dengan makanan Kancil. Esoknya pesta di adakan di rumah Kancil. Semua disusun
dengan rapi bahkan terdapat hiasan warna – warni di sekitar rumah.
“Hai Kura – kura..!” kata Bangau
“Hai Bangau, kau datang sendirian?” tanya Kura – kura
“Oh tidak, aku bersama keluargaku dan temanku yang lain.
Ngomong – ngomong Kera mana?”
“Kera? Sepertinya dia tidak akan datang.” jawab Kura – kura
“Kenapa?” tanya Bangau penasaran
“Ia telah memakan habis kebunku.” Kata Kura – kura dengan muka
kesal
Pesta itu di gelar sejak pagi hari di rumah Kancil semua
gembira kecuali Kera. Ia tidak bisa tidur akibat suara musik yang berdenging di
telinganya. Karena kesal akhirnya Kera yang pemalas itu bangun dan melihat
betapa gembiranya binatang – binatang lain berpesta dan makan hasil perkebunan
Kancil dan Kura – kura. Melihat semua itu Kera mulai meneteskan air liur sambil
menjilat ludah.
“Wow, banyak sekali makanannya.” Kata Kera
Melihat satu piring penuh pisang ia ingin mengikuti pestanya,
tapi ia malu pada Kura – kura akhirnya ia mengayunkan sebuah dahan yang kuat.
“Satu..dua..tiga!” Kera mengayunkan sekuat tenaga dan
mengambil satu piring penuh dan membawanya ke rumahnya. Sesampainya di rumah,
ia memakan habis sampai tidak ada yang tersisa.
Esoknya setelah
Kera memakan semuanya. Ia mulai sakit perut. Padahal dulu kalau ia makan pisang
sebanyak – banyaknya Kera tidak pernah sakit perut. Lalu ia mencari Kura – kura
dengan berjalan tertatih – tatih lalu pingsan di tengah perjalanan. Kemudia
setelah ia bangun,
“Hah, dimana aku?” kata Kera sambil memegang perut dan
kepalanya
“Kau sudah sadar?” tanya Kura – kura “makanya jangan terlalu
serakah terhadap makanan.”
“Nah, jadi sakitkan. Rasakan itu!” bentak Kancil
“Maafkan aku Kancil, Kura – kura.” Kara Kera sambil menangis
tersedu – sedu
“Baiklah kami memaafkanmu” kata Kancil dan Kura – kura
Setelah kejadian tersebut, Kera yang asalnya pemalas menjadi
rajin. Dari cerita di atas dapat disimpulakan bahwa kita harus tolong menolong,
tidak boleh serakah dan saling berbagi. Belum tentu hewan yang melakukan satu
kesalahan akan terus diulangi setiap kali.
Catherine
Nathania
6.S2.3 /
08
Tidak ada komentar:
Posting Komentar