Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 10 Maret 2019

Kejujuran adalah yang Utama


     Di suatu desa yang asri hiduplah keluarga kelinci, keluarga kelinci itu terdiri dari ayah kelinci, ibu kelinci, dua anak laki-laki yaitu Bena, dan Buni. Tapi pada suatu hari ayah kelinci pergi bekerja ke luar desa dan sangat jauh, alhasil hanya tinggal ibu kelinci, Bena, dan Buni. Bena dan Buni selalu menunggu ayah mereka pulang, dan berharap ayah mereka akan membawa sesuatu untuk mereka.
    "Hai istriku dan anak-anakku, ayah pulang," ucap ayah kelinci di depan pintu rumah. Tanpa berpikir sedikitpun, Bena dan Buni langsung berlari dan memeluk ayah tercintanya itu. "Ayah...apakah  ayah membawa sesuatu untuk kami?" tanya Bena dan Buni. "Tentu saja, ayah tidak akan pernah lupa untuk membawakan sesuatu untuk anak-anak tercinta ayah," balas ayah kelinci. "Asyyikkk!!!" sorak Bena dan Buni. "Ini, ayah berikan toples berisi ikan yang cantik, tetapi kalian harus menjaganya, jangan biarkan ikan itu mati," ucap ayah kelinci. "Siapp ayah," sambung Bena dan Buni.
    Keesokan harinya Bena dan Buni bermain di dalam kamarnya dengan ikan itu, Bena dan Buni selalu memberi makan ikan itu tepat pada waktunya. Pada saat itu Bena dan Buni sedang bermain tangkap bola, saat giliran Bena melempar bola, Buni menangkapnya tapi tangan Buni tidak sengaja menyenggol toples hingga pecah. Bena dan Buni tidak tahu jika ikan itu tidak bisa hidup tanpa air, jadi Buni hanya menyembunyikan ikan itu ke dalam plastik tanpa air dan membereskan pecahan toples itu.
   Buni sangat takut, Bena mencoba menenagkan Buni. Mereka masih tidak mau memberitahukan ini semua pada ayah dan ibu mereka. Bena dan Buni mencoba mengecek ikan yang telah mereka sembunyikan. Betapa terkejutnya Bena dan Buni jika tahu ikan itu mati. "Oh tidak, apakah ikan itu benar-benar mati?" tanya Buni. Buni semakin panik dan tidak mempercayai apa yang terjadi. "Bagaimana jika kita bicara yang sebenarnya saja pada ayah, agar masalah ini cepat selesai?" usul Bena. "Aku tidak mau, karena nanti pasti aku dimarahi ayah," jawab Buni. "Baiklah jika begitu, aku mempunyai ide bagus, bagaimana jika kita mencari ikan seperti itu yang sama di sungai?" usul Bena. "Itu ide yang bagus," jawab Buni.
  Keesokan harinya Bena dan Buni pamit untuk pergi bermain bersama teman-temanya. Ayah dan ibu mereka pun mengizinkan. Bena dan Buni menaruh jaring peangkap ikan itu ke dalam tas agar tidak diketahui oleh ayah dan ibu mereka.
  Bena dan Buni telah sampai di sungai, pertama-tama Buni mencoba memegang jaring lalu mengambil ikannya, tapi Buni terlalu pendek untuk mengambil ikan. Akhirnya Bena lah yamg mengambil ikan karena Bena lebih tinggi daripada Buni. Saat hendak mengambil ikan, dan karena sedikit susah untuk mengambil ikan, Bena pun jatuh ke dalam sungai, Bena tidak bisa berenang, Bena meminta tolong pada Buni namun Buni juga tidak bisa berenang.
   Semua usaha telah dilakukan Buni, tapi apa yang terjadi, Bena semakin jauh terbawa air sungai. Buni mengambil langkah yang terakhir yaiti pulang ke rumah dan memberitahu ayah dan ibu. Buni pun langsung berlari menuju rumah sambil menangis. Air mata nya terus terjatuh sepanjang perjalanan. Di pikiran Buni hanya ada rasa bersalah. Buni pun beegegas membuka pintu dan akhirnya masuk ke rumah. "Ayah, ibu tolong aku...Bena tenggelam di sungai," kata Buni. "Apaa???" dengan terkejut ayah dan ibu menjawab. "Bagaimana bisaa??" tanya ibu. "Nanti saja aku yang jelaskan, sekarang ikut aku," jawab Buni. Mereka bertiga pun bergegas menuju sungai. Ibu juga menangis sepanjang perjalanan, karena ia khawatir sesuatu akan terjadi pada Bena.
  Mereka telah sampai di sungai dan melihat Bena sedang memegang ranting dekat pinggir sungai sambil menangis. Sedikit lagi  ranting itu akan patah jika Bena memegangnya terlalu kuat. Tanpa berpikir panjang ayah langsung berlari menuju arah Bena dan langsung menarik tangam Bena. Ranting itu patah tepat pada waktunya, saat Bena sudah dalam genggaman ayahnya. Baju Bena sangat basah. Seketika itu ibu dan Buni langsung memeluk Bena. "Apa kau tidak apa-apa, putraku?" tanya ibu. "Aku tidak apa-apa ibu," jelas Bena. "Ini semua salahku, aku yang menyebabkan ini semua terjadi, aku bahkan membiarkan saudara ku mengalami ini semua," ucap Buni. "Nanti saja kita bicarakan di rumah, kalian berdua harus jelaskan semua pada ayah!" balas ayah.
  Sesampainya di rumah, Bena langsumg berganti baju sedangakan Buni duduk di ruang keluarga dengan ayah. Akhirnya Bena datang setelah berganti baju. "Ini saatnya kalian menjelaskan semua, ayo jelaskan!" kata  ayah. "Baik ayah," balas Bena dan Buni. "Jadi begini, ikan yang ayah berikan itu mati," ucap Buni. "Bagaimana bisa, kan ayah sudah suruh untuk menjaganya?" balas ayah. "Aku bermain bola di kamar bersama Bena, lalu saat ingin menagkapnya aku tidak sengaja menyenggol toples dan akhirnya toples itu pecah, air nya keluar semua, lalu aku tetap menyimpan ikannya, tapi setelah beberapa hari, ikan itu mati, entah apa yang terjadi," jelas Buni. "Apa saat kau menyimpan ikannya, kau beri air terlebih dahulu?"  tanya ayah. "Tidak ayah, memangnya kenapa?" Buni bertanya balik. "Begini anak-anakku, ikan itu tidak bisa hidup tanpa air, karena alat pernafasanya adalah insang, bukan paru-paru. Insang ini berfungsi untuk membantu pernafasan ikan dalam air. Jika ikan itu kita taruh tanpa menggunakan air, tentu sajqa ikan itu mati," jelas ayah. "Oooo pantas saja," ucap Bena dan Buni. "Lalu kenapa kalian tidak memberitahu ayah tentang ini semua?" tanya ayah. "Kami takut, ayah akan marah," balas Bena. "Ayah tidak akan marah jika kalian jujur pada ayah, ayah akan lebih marah jika kalian tidak jujur. Sampai tadi Bena hampir hanyut terbawa air sungai," ungkap ayah. "Maafkan kami ayah, kami tidak tahu jika akhirnya akan seperti ini," sahut Bena dan Buni. "Iya tidak apa-apa tapi lain kali jangan begini lagi, jika ada sesuatu langsung beritahu ayah atau ibu!" jelas ayah. "Baik ayah," ucap Bena dan Buni.
   Keesokan hari nya Bena dan Buni diajak ayahnya untuk pergi membeli ikan lalu dilanjutkan untuk pergi berpiknik. Bena dan Buni membeli ikan yang sangat cantik warna sisik nya berwarna ungu. Bena dan Buni berjanji pada ayah mereka untuk menjaga ikanya dengan hati-hati dan tidak akan ceroboh lagi. Mereka berpiknik di taman sambil memakan kue dan bermain gelembung. Sungguh hari yang menyenangkan.
     Setiap orang pasti akan melakukan kesalahan. Dari semua kesalahan itu kita harus berkata dengan benar sesuai fakta. Jika tidak maka kita lah yang celaka sendiri. Kebohongan itu bisa membuat diri kita terlihat gelisah sehingga membuat kesalahan yang lebih besar. Jadi dimana pun dan kapan pun jujur adalah yang paling utama.



Profil Penulis:

Nama        : Danish Anindya
Kelas         : 6.S2.3
No. Absen : 09
   


 
 
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar