Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 10 Maret 2019

Liciknya Burung Bangau


Liciknya Burung Bangau

Di sebuah danau dekat Desa Babun, hiduplah seekor burung bangau. Tubuhnya sangat semampai, sayapnya lebar dan sangat indah dengan paruh berebentuk kantong, namun ia sangat rakus. Setiap hari, ia selalu menghabiskan puluhan ikan dalam sekali makan. Ikan-ikan kecil yang biasa berenang ke permukaan habis tidak tersisa. ‘’Danau ini sangat kecil, ikan-ikan di sini pun sangat sedikit. Aku tidak mungkin hidup di danau seperti ini. Aku harus mencari danau yang besar, agar dapat makan sepuasnya.’’ pikirnya.
Ikan-ikan di danau tersebut sudah habis. Berhari-hari ia kelaparan. ia tetap mencari makanan agar dapat memenuhi kepuasan perutnya. Tiba-tiba, ia melihat bayangan Ikan di dalam air. Ikan itu berwarna keemasan dan lumayan besar. ‘’Apa aku salah lihat? Bukannya ikan di danau ini sudah habis ku makan? Namun, pengelihatanku tak berdusta. Ikan-ikan besar mulai bermunculan,’’ ujarnya senang.
Si Bangau pun langsung menghampiri ikan tersebut untuk menyantapnya, namun ikan tersebut sangat cepat dan menghilang. Ia sangat penasaran mengenai ikan itu. Ia pun menemui kura-kura untuk menanyakan ikan itu. ‘’Hai Kura-kura sahabatku, apakah kau tau ikan besar yang berwarna keemasan? Aku belum pernah melihatnya.’’ tanya Bangau. ‘’Oh, aku tau teman. Ia adalah Ikan Mas sahabatku. Kau tidak dapat memangsanya. Ia hidup di tanaman air.’’ Jawab Kura-kura. “Jumlah mereka banyak?’’ tanya Bangau. ‘’Iya, jumlah mereka sangat banyak. Bila kau ingin memangsnya, kau harus membuat kesepakatan dulu dengan mereka.’’



Mendengar yang dikatakan Kura-kura, Bangau pun sangat senang. Rasa lapar yang ia rasakan selama ini, hilang begitu saja. Ia pun langsung mencari akal agar dapat memangsa ikan setiap hari. Akhirnya, ia pun mendapatkan akal. ‘’Hei Raja Ikan Mas, jumlah kalian sangat banyak. Cepat atau lambat, tempat ini akan penuh dan sesak. Jika di perbolehkan, aku akan membantumu dengan sukarela. Aku akan menunjukkan tempat yang sangat luas, disana pun terdapat tanaman air yang tumbuh lebih subur,’’ ujarnya. Mendengar yang dikatakan oleh Bangau, Raja Ikan Mas pun tergoda dengan rayuan Bangau. ‘’Usulanmu sangat bagus. Apakah benar yang kau katakan?’’ tanya Raja Ikan Mas. ‘’Benar sekali Raja Ikan Mas. Sekarang, kau kirimkan salah satu utusanmu, aku akan mengantarkan ke tempat tersebut dengan senang hati,’’ ucap Bangau.
Raja Ikan Mas pun setuju. Akhirnya, sang Raja mengirim utusannya. Perwakilan ikan tersebut di bawa oleh Burung Bangau dalam paruhnya menuju tempat yang dimaksud. Setelah diantarnya Ikan tersebut, ia pun mengantarkannya kembali ke danau semula. Utusan dari Raja Ikan Mas tersebut langsung menceritakan tempat barunya kepada sang Raja. ‘’Tuanku, tempat itu memang sangat luas dan indah. Banyak sekali tanaman air dan hidup kita akan nyaman,’’ ujar sang utusan. Akhirnya, sang Raja pun setuju untuk pindah.
Keesokkan harinya, secara begantian Ikan Mas dibawa dalam paruh bangau yang besar. Perpindahan tersebut sangat memakan waktu yang lama. Ternyata, Ikan Mas itu tidak dipindahkan ke danau yang baru, tetapi masuk ke dalam perut sang Bangau. Itulah taktik sang Bangau untuk mendapatkan makanan dengan mudah. Semua Ikan Mas pun habis di makan Bangau. Tidak ada lagi Ikan Mas yang tersisa. Namun, karena Bangau takut kelaparan, Ia pun melanjutkan tipuannya kepada Kepiting. Kepiting adalah hewan satu-satunya yang masih ada di danau tersebut. Dengan rayuannya, Kepiting pun setuju untuk di pindahkan dan masuk kedalam paruh sang Bangau. Bangau sama sekali tidak sadar, kalau Kepiting memiliki tangan dan kaki untuk menjepit. Bangau pun langsung memasukkan Kepiting ke dalam paruhnya dan ketika akan memakannya, Kepiting itu pun langsung mencengkram leher sang Bangau. Karena susah untuk bernapas, sang Bangau pun langsung mati dan untungnya Kepiting masih hidup dan mengabarkan kabar sebenarnya kepada semua warga binatang di sekitar danau.
Tokoh Bangau dalam cerita tersebut mengajarkan bahwa sebagai makhluk Tuhan, kita tidak boleh berbohong dan serakah dalam menjalankan kehidupan dan sebaiknya sebelum kita semua bertindak hendaklah kita berpikir terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak celaka, dan segala sesuatu yang kita lakukan pastilah akan ada balasan dari baik buruknya perilaku kita.
Nama : Ananda Deriolla M. H.
Kelas : 6.S2.3
No. Absen : 03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar