Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 10 Maret 2019

Yerim, Yerin dan Wendy


        Yerim, seekor kucing yang baik hati dan selalu rapi pada hari itu sedang memakan makanannya dengan anggun karena tak ingin terlihat hewan lain saat mulutnya kotor dengan makanan yang menempel pada wajahnya. Yerim tak sadar jika saat dia makan ada hewan lain yang memperhatikan dirinya. Setelah makan, Yerim tidak lupa menyimpan kembali bungkus makanannya ke dalam kotak simpanan dan menguncinya. Setelah itu, Yerim memutuskan untuk keluar dan berjalan di sekitar taman, Yerim tak lupa untuk mengecek pintu rumahnya saat keluar untuk memastikan apakah sudah benar – benar terkunci atau belum. Setelah Yerim merasa jika pintu rumahnya sudah benar – benar terkunci, ia meletakkan kuncinya di belakang lilin yang berada di sebelah pintu. Yerim pun meninggalkan rumahnya dan berjalan menuju taman, Yerim lagi – lagi tak menyadari jika ada yang memperhatikan di mana ia meletakkan kunci pintu rumahnya.

        Saat sampai di taman, Yerim berjalan di sekeliling kolam di taman. Yerim adalah seekor kucing yang tidak takut terhadap air namun ia tidak bisa berenang. Yerim tak mengetahui jika di pinggiran kolam itu ada genangan air, tiba – tiba Yerim tergelincir ke dalam kolam. Yerim yang tak bisa berenang perlahan – lahan tak sadarkan diri karena tak ada udara yang dapat dihirup olehnya di dalam kolam itu. Tiba – tiba ada seekor hewan yang menyelamatkan Yerim dan membawanya keluar dari kolam itu. Perlahan Yerim sadar dan mengeluarkan air dari mulutnya setelah seekor anjing itu menekan dada Yerim agar Yerim sadar.



        Yerim yang kedinginan segera pulang dan diantar oleh seekor anjing yang menyelamtkannya. Saat sampai depan rumahnya, Yerim berkata, “Terima kasih telah menolongku dan mengantarku sampai rumah.” Anjing itu tersenyum. Yerim mengambil kunci rumahnya dan membuka pintu rumahnya, Yerim mempersilahkan anjing itu masuk dan duduk untuk mengeringkan bulunya dan meminum coklat hangat. Awalnya anjing itu menolak, namun karena Yerim memaksa anjing itu pun masuk dan duduk di sofa. Yerim berkata, “Duduklah di sofa itu, aku akan mengeringkan buluku dahulu.” Lalu anjing itu menjawab, “Ya, tapi apakah aku bisa meminjam pengering rambut? Aku agak kediinginan.” Dengan senyuman. Yerim menjawab, “Ya, tentu saja.” Kata Yerim dengan senyum lalu pergi mengambilkan pengering rambut untuk anjing itu. Lalu Yerim kembali lagi ke kamarnya untuk mengeringkan rambutnya. Butuh waktu yang lama untuk mengeringkan bulu Yerim karena bulunya lebat. Setelah selesai mengeringkan bulunya, Yerim menghampiri anjing itu untuk meminta maaf karena terlalu lama mengeringkan rambutnya dan berterima kasih karena menolongnya tak lupa Yerim menawarkan untuk membuatkan coklat hangat, namun anjing itu menolak dan pamit untuk pulang.

        Entah kenapa anjing itu sangat terburu – buru sampai Yerim lupa menanyakan nama anjing itu. Saat anjing itu sudah pergi, Yerim menuju ke dapur untuk membuat coklat hangat, Yerim terkejut bahwa dapurnya sangat berantakan dan terlihat makanannya menghilang serta remahan dari makanannya itu berserakan di lantai. Yerim segera membersihkan dapurnya namun saat Yerim mengendus salah sattu remahan makanannya itu, tercium bau seekor anjing. “Namun untuk apa seekor anjing mencuri makanannya?” batinnya.
     
        Sudah lumayan lama Yerim tidak bertemu dengan anjing itu, padahal Yerim sering pergi ke taman karena Yerim berpikir jika dia dapat bertemu anjing itu jika pergi ke taman. Karena sudah putus asa, Yerim pun berkehendak untuk tidak pergi ke taman. Saat perjalanan pulang dari taman menuju rumah, Yerim sangat lesu, ia berjalan dengan menundukkan kepalanya. Tiba – tiba Yerim tertabrak sesuatu yang berbulu, saat Yerim mengangkat kepalanya ternyata itu adalah seekor anjing yang Yerim cari. Yerim langsung menarik anjing itu menuju rumahnya dengan semangat. Saat sampai di rumah, Yerim langsung menyerbu anjing itu dengan berbagai macam pertanyaan. “Siapa namamu? Di mana alamat tempat tinggalmu? Ke mana saja kau selama ini? Aku mencarimu di taman.” Kata Yerim dengan cepat dan itu membuat anjing itu bingung. Segera anjing itu menjawab, “Maafkan aku karena dipertemuan sebelumnya aku belum sempat memperkenalkan diriku. Namaku Wendy, akhir – akhir ini aku tak berada di taman itu karena memang tempat tinggalku tidak di daerah elite ini.” kata Wendy. “Lalu di mana tempat tinggalmu?” tanya Yerim. Wendy tak menjawab pertanyaan Yerim.

        “Oh tidak, apakah aku menyinggung hatinya?” batin Yerim dalam hati. Karena Yerim merasa menyinggung hati Wendy, Yerim berusaha mengalihkan arah pembicaraan. Yerim menceritakan kejadian setelah Wendy pergi dari rumahnya, ia menceritakan jika dapurnya berantakan dan makanannya hilang. Yerim berkata jika ia tidak mempermasalahkan jika pencuri itu mengambil makanannya tapi Yerim ingin mencari pencuri makanan itu dan menasehatinya. Wendy yang mendengar cerita itu berkeringat. Wendy ingin berkata sesuatu kepada Yerim tapi Wendy terlalu takut kepada Yerim. Ia takut jika Yerim tak mau berteman dengan Wendy  setelah Wendy berkata hal ini kepada Yerim. Namun setelah bertekad, saat itu juga Wendy berkata, “Emm... Yerim, bolehkah aku mengatakan sesuatu? Tapi kumohon jangan marah kepadaku.” kata Wendy dengan berhati – hati. “Tentu saja, kau boleh mengatakan apa pun, aku tak akan marah.” jawab Yerim dengan penasaran. Wendy menarik nafas panjang sebelum mengatakannya, “Aku meminta maaf, karena aku lah yang mengambil emm... tidak, aku lah yang mencuri makananmu.” Wendy mengatakannya dengan kepala yang tertunduk. Yerim sangat terkejut mendengar perkataan Wendy. Yerim menjawab, “Hah? Apakah itu benar? Mengapa kau melakukannya?” kata Yerim tidak percaya. Wendy yang tadinya tertunduk kembali mengangkat kepalanya dan menjawab, “Aku melakukannya karena aku memiliki teman seekor kucing yang sedang sakit dan dia membutuhkan makanan yang layak.” Yerim yang mendengarnya tersentuh dan ingin melihatnya secara langsung. Wendy mengajak untuk melihat temannya yang sakit itu. Saat tiba di tempat tinggal Wendy, Yerim terkejut karena menurut Yerim rumah itu tidak layak untuk ditinggali.

        Yerim melihat seekor kucing yang terbaring lemah di rumah Wendy. Yerim terkejut melihatnya, bukan karena melihat kondisinya namun karena wajah dan warna bulunya mirip dengan Yerim. Yerim bertanya kepada Wendy siapa nama kucing ini dan Wendy menjawab jika nama kucing ini adalah Yerin. Yerim benar – benar terkejut, Yerim bercerita kepada Wendy jika dahulu Yerim memiliki seorang kakak yang kembar dengan dirinya dan bernama Yerin lalu mereka terpisahkan saat masih kecil karena Yerin pergi bermain sendiri. Wendy terkejut pula dengan perkataan Yerim, Wendy merasa tidak percaya dengan perkataan Yerim. Yerin yang tadinya tidur, sekarang bangun dan melihat wendy bersama seekor kucing yang mirip dengannya. Yerin pun bertanya siapa nama kucing yang ada di sbelah Wendy. Saat tahu jika Wendy bersama Yerim adiknya, Yerin langsung bangkit dan memeluk Yerim.

        Melihat kondisi sang kakak yang lemah, Yerim mengajak Yerin dan Wendy menuju rumah sakit agar Yerin mendapat pengobatan yang layak dan cepat sembuh. Yerim berkata kepada kakaknya dan Wendy jika ia akan membiayai pengobatan Yerin. Saat di rumah sakit, ternyata Yerin harus rawat inap. Setelah beberapa hari di rumah sakit, akirnya Yerin diperbolehkan pulang, Yerim menawarkan agar Yerin tinggal di rumahnya. Namun Yerin menolak karena merasa berhutang budi kepada Wendy yang telah menemaninya selama ini jadi Yerin akan tinggal bersama Wendy. Yerim yang bersikeras agar kakaknya itu tinggal di rumahnya menawarkan  jika Wendy juga akan tinggal di rumahnya. Dengan begitu, mereka bertiga akhirnya tinggal bersama dan hidup bahagia.

        Di sini, Yerim mendapat pengalaman jika berperilaku baik akan memberikan keuntungan dan memberikan kebahagiaan pada hidup.

Nama : Fausta Hiranya S.A
Kelas / absen : 6.S2.4 / 15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar