Daftar Mata Pelajaran

Senin, 11 Maret 2019

Penari Balet yang Hebat

Penari Balet yang Hebat 


          Hidup lah anak bernama Lala di Kota Rina, yang merupakan sarangnya penari balet. Lala adalah gajah yang baik hati dan memiliki cita-cita sebagai penari balet. Saat Lala di sekolah, semua murid-murid ditanya oleh Bu Sindy “Siapa di sini saat dewasa ingin menjadi penari balet ?” tanya Bu Sindy penuh senyuman, “Aku.” Jawab Lala penuh semangat, “Ha ha ha, tidak mungkin Lala kan seeokor gajah, manamungkin Lala menjadi penari balet ?” ejek Nafia , “Yang cocok menjadi penari balet itu aku, karena aku adalah seekor kelinci yang pandai melompat, tidak seperti kamu.” Nafia dan dua teman kembarnya Gesa dan Gesi yang merupakan seekor domba itu pun menertawakan Lala. “Anak-anak kalian tidak boleh seperti itu, karena kita hidup di Kota Rina yang bisa mewujudkan impian kita menjadi apasaja, apalagi menjadi penari balet, jadi tidak ada salahnya jika Lala ingin menjadi penari balet.” Kata Bu Sindy dengan lembut. Kring… kring… bel istirahat pun berbunyi, semua anak di kelaspun langsung istirahat, Lala duduk dengan hatinya yang sedih, “Hai Lala sudahlah jangan bersedih!” kata Kirana yang merupakan seekor kura-kura, “aku ingin menjadi pelari, walaupun aku seekor kura-kura, banyak orang yang mengejek ku tetepi itu tidak membuat ku patah semangat menjadi pelari.” “Iya Kirana, sekarang aku tidak bersedih kembali dan aku akan berusaha ingin menjadi penari balet yang hebat seperti penari balet legendaris di kota ini yaitu Marina, yang mampu melakukan lompatan yang sangat mustahil yaitu lompatan bunga.” Kata Lala yang sudah tidak sedih. 
        
       Hari ini Lala sudah berumur 17 tahun, Lala sudah banyak melakukan latihan untuk tari balet. Saat Lala main di internet Lala melihat bahwa akan ada lomba balet untuk dijadikan menjadi putri balet kota yang diadakan 5 tahun sekali, Lala sangat gembira sekali mendengar kabar ini, Lala pun lansung meminta izin kepada orang tuanya, orang tunya pun mengizinkannya dengan penuh semangat. Saat sesampai nya di tempat kompetisi, Lala bertemu dengan teman masa kecilnya saat SD yang suka mengejeknya yaitu Nafia dan dua teman kembarnya yang mengikuti perlombaan ini, pikir Lala mereka sudah baik kepada Lala, tetapi mereka tetap seperti yang dulu, “Oh Lala kamu juga ikut lomba ini ya ?, mungkin kamu sudah kalah di babak pertama.” Kata Nafia dengan sombongnya, “Sudahlah tidak usah sok jagoan mending kamu menyerah dari sekarang dan kembali ke rumah mu !” timpal Gesa dan Gesi dengan menyebalkan “Tidak, aku tidak akan patah semangat walaupun di kompetisi ini aku akan kalah atau menang.” kata Lala dengan sabar. Saat di tempat perlombaan panitia membagikan nomor urut untuk perlombaan untuk esok lusa dan pembagian kamar, karena perlombaan ini berlangsung hingga 3 minggu kurang atau lebih , Lala kebagian kamar dengan Nafia, Tere yang merupakan citah , dan Khera seekor jerapah. 1 hari pun berlalu mereka menyiapkan tampilannya untuk besok, sifat Tere terhadap Lala sama saja seperti Nafia, tidak seperti kera yang senang terhadap Lala, “La kamu mau tidak menerima tantangan ku ?, yang kalah diantara kita di pertandingan balet ini, tidak boleh berkarya di bidang balet ini.” tanya Nafia dengan pedenya “Hah tidak mungkin dia menerima tantangan mu, dia pasti sudah takut kalah.” kata Tere dengan sombong, “Tidak, aku tidak akan takut kepada kekalahan, aku menerima tantangan mu Nafia.” jawab Lala dengan lantang. 

     Lala latihan dengan giat, saat babak pertama tantangannya adalah balet dasar, Lala melakukannya dengan baik, Lala pun lolos pada babak pertama. Saat di kamar Lala pun beristirahat, semua kamar mendapatkan pesan bahwa babak kedua nanti di lakukan peregu karena babak pertama sudah diselesaikan jadi sisa perserta tinggal 30 orang, setiap regu dibagi menjadi 15 orang yang berarti terbagi menjadi dua regu, yang disetiap regunya akan di pilih 1 orang untuk di jadikan perwakilan babak terakhir, Lala tidak satu kelompok dengan Nafia, Gesa, Gesi, dan Tere. Nafia mempunyai niat buruk kepada Lala mereka akan merobek kostum Lala hingga menjadi jelek. Lala dan regunya latihan dengan semangat, mereka mengambil tema untuk drama balet yaitu perjuangan Marina menjadi penari balet yang terkenal, Nafia dan regunya masih bingung untuk mengambil tema, Nafia memiliki rencana yaitu meniru tema dari regu Lala, 2 minggu kemudian setelah latihan untuk persiapan lomba drama balet, 2 regu itu diundi siapa yang akan tampil duluan, Nafia adalah bagian yang mengambil undian sementara 2 sahabat kembarnya dan Tere menyobek kostum Lala. Saat pengambilan undian regu dari Nafia tampil duluan sedangkan regu Lala tampil ke dua, saat regu Nafia tampil ternyata tema mereka sama, saat Lala ingin tampil Kostum Lala sudah robek Lalapun menggunakan kostum seadanya dan Lala bingung siapa pelakunya, walaupun begitu regu Lala lebih bagus karena dipadukan dengan puisi-puisi, saat pengumuman mana regu yang lebih baik, ternyata yang lebih baik adalah regu Lala, Nafia pun perotes “Bagaimana bisa regu mereka yang lebih baik, mereka meniru tema regu kami pula.” kata Nafia dengan kesal “Mereka tidak meniru tema regu kalian, mana mungkin bisa mereka pasti sudah menyiapkannya dari minggu lalu, jika iya mereka meniru regu kalian, seharusnya kalian punya bukti fisiknya.” kata juri dengan lembut. Ternyata perwakilan untuk babak akhir penentuan putri balet kota adalah Nafia dan Lala, dilakukan ternyata saat ini juga saat bertangding Lala melakukan lompatan legen daris yaitu lompatan bunga, semua juri dan penonton pun bertepuk tangan. Saat pengumuman ternyata Lala lah yang menjadi putri balet kota, Nafia, Gesa, Gesi, dan Tere pun berminta maaf kepada Lala, merekapun menjadi teman baik. 

       Pesan dari cerita ini adalah kita harus semangat bejuang. Jangan menilai orang terlalu cepat, meraih mimpi setinggi mungkin walau itu mustahil, karena apasaja bisa terwujud, tidak mudah patah semangat dan menasehati sesama teman. Paling utama saling mencintai sesame mahkluk hidup. 

Nama : Sinar ghaitsa arsyabani 
Kelas/no.absen : 6.S2.3/28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar