Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 03 Maret 2019

Kancil yang Terbodohi

               Pada suaru hari, hiduplah seorang Kancil. Ia tinggal di hutan. Ia tidak memiliki orang tua ataupun keluarga. Ia hidup sebatang kara. Ia hanya memiliki satu sahabat yang setia menemaninya kemanapun, yaitu Merak. Merak adalah satu satunya orang yang dapat dipercayai Kancil dalam bersahabat. Kancil jarang bersosialisasi, ia merasa i berbeda dengan ia tidak memiliki orang tua. Kancil juga sering sekali diajak jalan jalan dengan Merak. Merak baik, keluarganya baik hati, ramah, suka membantu, dan kaya raya. Merak sudah merasa bahwa Kancil bukan sahabatnya, melainkan saudaranya. Merak sangat sayang kepada Kancil. 
                Siang hari, Merak dan Kancil pergi jalan jalan bersama. “Merak, kenapa kamu ingin membantuku terus? Maafkan aku, aku sudah merepotkanmu dan keluargamu. Aku sangat meminta maaf,” kata Kancil. Merak kaget karena selama ini, Kancil tidak pernah berkata seperti itu kepadanya. “Tidak apa apa Kancil, kamu tidak pernah merepotkanku dan keluargaku. Justru kami senang karena dapat berkumpul denganmu,” jawab Merak. Kancil senang karena ia dapat dipercayai dengan Merak. Bagi Kancil, keluarga Merak sangat berharga baginya. Tanpa mereka, Kancil tidak akan dapat hidup sampai sekarang. 
               Ditengah perjalanan pulang, Kancil menemukan segerombol hewan yang sedang berkumpul. Kancil oenasaran dan ingin ikut. Kancil ditarik oleh Anjing. “Hei Kancil, sekarang kau sudah tidak miskin seperti dulu lagi. Untuk makanpun kau sudah tidak perlu kerja keras lagi,” kata Anjing. “Iya Anjing, aku sangat bersyukur dapat bertemu dengan Merak,” jawab Kancil. Anjing meminta tolong pada Kancil, “Kancil, tolong aku. Inuku sedanh dirawat di rumah sakit dan aku tidak punya biaya. Biaya yanh diperlukanpun sangat besar, aku tidak tau lagi ingin pinjak siapa,” kata Anjing. “Kenapa kau menanyakan ke aku, Anjing?”, tanya Kancil. “Kau kan sudah kaya, tolong ambil saja satu barang berharga yang ada di rumah mewahmu itu. Tolong aku Cil!” kata Anjing. “Aku tidak mau. Aku tidak ingin mengambil sedikit barangpun di rumah Merak. Aku tidak ingin mengecewakan mereka. Mereka sudah baik padaku!” jelas Kancil. “Tidak akan mengecewakan Cil, tolong bantu aku,” tangis Anjing. 

               
Kancil bingung, tapi ia juga ingin membantu Anjing. Ia sepakat ingin membawakan sebuah barang berharga dari rumah sahabatnya itu. Kemaren, ia sempat membersihkan ruangan yang berisi barang barang yang sangat berharga. Ia diberi tugas membersihkan ruangan itu karena ia dipercayai. Pada malam hari, ia nekat mengambil barang yang sangat berharga. Yaitu barang dari berlian yang sangat mahal. Di rumah itu tidak ada yang tau bahwa kancil mengambil berlian itu. 
               Mereka menjalankan tugas masing masing seperti biasanya. Kancil dan Merak pergi ke pasar, Ibu Merak membersihkan sekitar rumah dan memasak, san Ayah Merak pergi bekerja. Pada saat Ibu Merak mengecek ruangan penuh barang berharga itu, dengan kencang Ibu Merak berteriak karena berlian yang sangat mahal hilang. “Ayah, Merak, Kancil! Kemarilah, ada barang yang hilang!” kata Ibu Merak dengan sangat kaget. Semua kaget kecuali Kancil. Tadi malam, barang itu sudah ia berikan kepada Anjing. Perasaan Kancil tidak enak, Ibu Merak menangis sejadi jadinya karena berliannya hilang. 
                Merak pintar, ia menyuruh Ayah Merak untuk melihat cctv rumah yang menyala. Kancil lupa bahwa di setiap sudut rumah Merak, terdapat kamera cctv yang selalu menyala kapanpun. Keringat dingin mengucuri badan Kancil. Keluarga Merak sangat marah dan kecewa terhadap kelakuan Kancil, terlebih lagi Merak sahabatnya sendiri. Ia baru menyadari bahwa Anjing telah membohonginya, karena ibu anjing sudah tidak ada. Ia menggunakan uang itu hanya untuk senang senang. “Maafkan aku Merak, aku tidak sengaja melakukannya,” ujar Kancil, “aku janji aku tidak akan mengulanginya, maafkan aku.” lanjutnya. Ia menangis, ia menyesal telah melakukan itu. 

Oleh: Naomi Almira Kirani
          6.S2.5/22

Tidak ada komentar:

Posting Komentar