Dahulu kala ada ular yang memiliki dua kepala dalam satu tubuh yang bernama El dan Al. Mereka adalah ular yang baik hati, suka menolong, sabar, dan pemurah. Ular itu hidup di sebuah gua yang berada di dalam hutan lebat. Mereka hanya tinggal berdua saja karena kedua orang tua mereka telah meninggal sejak El dan Al masih kecil. Tidak seperti pada umumnya ular, El dan Al adalah ular yang tidak memiliki bisa. El dan Al adalah ular yang disukai oleh banyak hewan di hutan karena sikap mereka yang mudah bergaul. El dan Al memang sejak dulu memiliki tubuh yang menjadi satu oleh karena kutukan dari raja ular. Tapi mereka tidak meresa minder denga keanehan yang mereka miliki justru mereka semakin percaya diri karena menganggap itu semua sebagai keunikan yang tidak dimiliki oleh semua ular pada umumnya.
Di hutan ada seekor rubah yang bernama Uba, Uba tidak menyukai El dan Al karena ular kepala dua itu memiliki banyak teman sedangkan Uba tidak. Tiap harinya Uba selalu merasa kesepian karena hewan-hewan di hutan tidak mau berteman dengannya karena sikap Uba yang sombong dan congkak. Sebenarnya Uba adalah seekor rubah yang baik, tapi karena sikapnya yang tidak mau peduli dengan sekitarnya Uba pun tidak disenangi oleh hewan-hewan yang lainnya. Sebenarnya Uba ingin mengubah sikapnya tetapi ia tidak tahu harus memulainya dari mana.
Suatu hari El dan Al akan merencanakan sebuah pesta kejutan untuk Abi si kelinci. Mereka bersama teman-teman hewan yang lain membuat suatu kejutan yaitu dengan pura-pura mengabaikan Abi si kelinci. El dan Al menyebar undangan ke semua hewan-hewan di hutan tanpa sepengetahuan Abi. Uba juga menerima undangan tersebut dan ia pun senang, walau awalnya hewan-hewan yang lain tidak menyetujui untuk mengundang Uba tetapi karena bujukan dari El dan Al akhirnya Uba pun juga di undang karena menurut El dan Al semua hewan harus ikut serta dalam perayaan ulang tahun Abi.
Saat Uba menerima undangan ia gengsi sehingga ia melempar undangan tersebut sehingga jatuh ke tanah. Upai si tupai yang mengetahui kejadian itu pun menjadi sangat kesal kepada Uba karena Uba tidak menghargai undangan tersebut. Lalu langsun Upai meninggalkan Uba dengan perasaan yang sungguh kesal kepada Uba. Sebenarnya Uba ingin sekali menerima undangan itu, tetapi ia lebih mementingkan egonya sendiri. Uba pun merenung. Sebenarnya ada banyak pikiran-pikiran yang menghantui Uba tentang perilakunya, tetapi ia mencoba untuk melupakannya. Ia pun melanjutkan kegiatannya.
Keesokannya Uba berjalan-jalan mencari makan. Tiba-tiba ia melihat Upai yang terjebak jarring-jaring pemburu. Awalnya Uba merasa kasihan kepada Upai, ia membayangkan bila jebakan itu mengenai dirinya, pasti akan bingung sekali berada di posisinya. Uba pun akhirnya membantu Upai keluar dari perangkap pemburu dan kabur melarikan diri. Upai pun berterima kasih kepada Uba yang telah membantunya. Tetapi Uba membalasnya dengan kata-kata sok pahlawan dan menyombongkan dirinya. Upai pun menjadi malas untuk berterima kasih kepada Uba karena sikapnya yang sombong dan congkak. Lalu mereka sama-sama untuk melanjutkan tujuan mereka.
Upai pun segera menghampiri El dan Al untuk menceritakan kejadian yang telah dialami oleh Upai. Kata El menanggapi cerita dari Upai ‘’ Upai, seharusnya kamu berterima kasih kepada Uba, karena Uba telah melepaskan kamu dari perangkap pemburu.’’ ‘’tapi El, Uba itu sangat sombong sekali, aku kan jadi malas untuk mengucapkan ucapan terima kasih kepadanya.’’ kata Uba. Sambung Al ‘’ Ya aku tahu sih sikapnya Uba seperti itu, tapi bagaimanapun juga ia telah menyelamatkan kamu kan?’’ Upai pun segera mencari Uba dan ingin segera memberikan ucapan terima kasih kepada Uba dan juga ingin meminta maaf atas kesalahannya tadi. Uba pun merasa bersalah juga atas sikapnya kepada Upai. ‘’ Upai aku minta maaf ya karena kesombonganku yang telah kulakukan kepadamu.’’ Upai menjawab ‘’ iya, aku juga minta maaf kepadamu karena tidak tahu berterima kasih.’’ Mendengar itu Uba pun terenyuh lalu air matanya tumpah membasahi pipinya, kata Uba ‘’ Upai terima kasihnya karena kamu bisa membuat hati ku merasa luluh.’’ Jawab Upai ‘’iya sama-sama, sebenarnya aku juga ingin berteman denganmu, dan aku tidak ingin mempunyai musuh.’’ tanya Uba dengan mata yang berbinar-binar ‘’jadi apakah sekarang kita berteman?’’ jawab Upai ‘’tentu saja.’’
Upai dan Uba pun berteman. Lalu Upai mengajak Uba untuk berkumpul bersama teman-teman lainnya. Awalnya hewan-hewan disana terkejut atas kedatanga Uba, tetapi setelah di ceritakan semua kejadiannya pun mereka senang dan kini telah menganggap Uba sebagai temannya juga. El dan Al yang mengetahui kejadian itu pun ikut senang. Kata Al ‘’Gini dong pada akrab dan tidak ada permusuhan kan jadi enak dilihatnya.’’ Kata Uba ‘’Ini semua juga berkat kamu El dan Al, karena kamu aku bisa menjadi seperti ini.’’ ‘’ya kan emang seharusnya kita seperti ini juga kan?’’ jawab El. ‘’Teman-teman aku minta maaf sama kalian semua atas perbuatanku yang tidak mengenakkan selama ini, dan aku harap kalian semua mau memaafkan kesalahanku ini.’’ kata Uba menyesal. ‘’iya tidak apa-apa kok, kami mau memaafkan mu Uba, setuju kan teman-teman?’’ tanya Abi kepada hewan-hewan lainnya. ‘’iya setuju.’’ jawab mereka serontak. Uba yang mendengar perkataan itu pun menangis. Uba merasa sungguh malu karena meskipun ia berbuat salah tetapi ia tetap mau diterima oleh teman-temannya. Kata Upai ‘’Sudah jangan menangis lagi lebih baik kita bersenang-senang.’’ Mereka pun bersenang-senang hingga menjelang petang.
Keesokannya semua hewan berkumpul untuk rapat persiapan ulang tahun Abi. El dan Al membagi tugas dengan adil dan rata. Ada yang menyiapakan makanan dan minumaman, ada yang menyiapkan dekorasi dan alat-alat, ada yang menyiapkan sesi acara, ada yang menyiapkan hadiah ulang tahun, ada yang menyiapkan kejutan-kejutan dari skenario, dan juga ada yang menyiapkan tempat-tempat untuk berlangsung nya acara tersebut. Semua binatang sangat antusias dalam persiapan kejutan ulang tahun untuk Abi, termasuk juga dengan Uba. Persiapan membutuhkan waktu dua hari lagi. Uba berpikir bahwa ini adalah kesempatannya untuk berbuat baik kepada teman-temannya. Mereka membuat scenario yaitu mengabaikan ucapan Abi.
Hari-hari yang di tunggu-tunggu akhirnya telah tiba. Semua hewan telah menyelesaikan tugasnya masing-masing. Saatnya skenario pun dilakukan. Di saat pagi hari Abi bangun dengan suasana hai yang bernunga-bunga karena hari ini adalah hari ulang tahunnya. Ia keluar rumah hendak menemui teman-temannya. Saat Abi bertemu teman-temannya ia diabaikan sehingga membuat pikiran Abi menjadi tidak karuan karena teman-temannya lupa bahwa ini hari ulang tahunnya. Saat sore pun Abi pulang dengan hati yang kecewa. Tapi tak disangka-sangka ia dikejutkan oleh suara kembang api yang sangat indah. Abi pun keluar untuk melihat kembang api tersebut. Dan ternyata saat Abi keluar rumah ia mrndapat kejutan dari teman-temannya. Ia pun terharu dengan apa yang dilakukan oleh teman-temannya. Abi merasa beruntung dan bersyukur karena ia memiliki teman-teman yang baik. Hari itu adalah hari terindah bagi Abi. El dan Al ikut senang.
Lintang Ayu Anatora Wibowo
6.S2.4 / 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar