Daftar Mata Pelajaran

Senin, 04 Maret 2019

Ular Sawah
     Di siang hari di sebuah Sawah Gunung terdapat Ular Sawah yang cukup besar dan sombong. Ular tersebut memiliki teman yang takut terhadap Ular. Teman Ular tersebut adalah Tikus sawah yang memiliki kulit warna coklat yang menjadi tanda lahir bagi Tikus tersebut. Mereka berdua sudah berteman dekat sejak kecil. Mereka berdua sama-sama sudah ditinggal ayah dan ibu mereka berdua sejak kecil. Karena hal tersebutlah mereka berdua menjadi hewan yang mandiri dan tidak pernah menyusahkan hewan lain. Meskipun mereka berdua adalah hewan yang dimakan[Tikus] dan hewan yang memakan[Ular]. Namun dalam kehidupan biasa mereka Ular tidak ingin memakan satu sama lainnya.  berdua lebih memilih makanan lain seperti Ular lebih memilih memakan hewan lain ketimbang memakan Tikus. 
Saat sore hari mereka berdua sering berbincang-bincang tentang hal-hal yang sudah dialami mereka saat pagi sampai sore tadi. Saat sore itu mereka berdua berbicara tentang peristiwa rantai makanan. Ular bertanya pada Tikus ‘Apakah kamu tahu rantai makanan tikus ?’. Tikus pun menjawab’tidak tahu Ular’. ‘Apakah rantai makanan itu Ular?’ tanya Tikus, ‘jawablah Ular!’. Ular pun menjawab ‘Rantai makanan adalah suatu proses perpindahan zat dengan cara makan dan dimakan.’ ‘Rantai makanan biasanya terjadi di suatu ekosistem,’ ucap Ular pada Tikus. ‘Jadi begitu ya aku baru tahu Lar!’ ujar Tikus kepada Ular. ‘Aku lanjutin ya ceritanya Kus tentang rantai makanan,’ kata Ular. ‘Siap Lar’ ujar Tikus. Jadi di rantai makanan itu kan tergantung dengan ekosistemnya. Bila ekosistemnya Sawah ya produsennya Padi kalau ekosistemnya Taiga berarti produsennya rerumputan. ‘Jadi begitu Kus paham?’ tanya Ular. ‘Begitu ya paham Lar paham,’ ujarTikus. Kalau di sawah kan produsennya Padi terus konsumen 1 nya Tikus konsumen 2 nya Ular dan 3 nya Elang. Mereka berdua pun mengakhiri perbincangan mereka karena hari sudah mulai malam. ‘Sampai besok Kus,’ kata Ular. ‘Sampai besok juga Lar,’ ujar Tikus. 
Keesokan sorenya mereka berdua pun berbincang-bincang lagi. ‘Sebenarnya kalau di rantai makanan harusnya aku makan kamu Kus sebagai konsumen 2,’ kata Ular pada Tikus. ‘Iya Lar,’ Ujar Tikus. Dalam pikiran Ular terpikirkan pikiran buruk yaitu menakut-nakuti Tikus bahwa Ular akan memakan Tikus bila Ular tidak mematuhi Ular. Akhirnya Ular ingin melakukan hal itu. ‘Tikus apakah kau ingin kumakan?’ tanya Ular pada Tikus. Tikuspun menjawab, ‘Tentunya tidak Ular!’. ‘Bila tidak ingin kumakan turutilah perintahku Kus!’ pinta Ular. Tikus pun berpikir Daripada aku mati dimakan Ular lebih baik kupatuhi perintah Ular saja. ‘Baiklah Lar akan kupatuhi perintahmu,’ jawab Tikus. Bagus Tikus mematuhi perintahku sesuai rencana pikir Ular. 
Keesokan harinya saat masih pagi Ular menyuruh Tikus menemaninya jalan-jalan berkeliling sawah. Di tengah-tengah perjalanan Ular bertanya pada Tikus, ‘Tikus apakah kau akan selalu mematuhi perintahku?’. ‘Tentu saja Tuan Ular,’ jawab Tikus pada Ular. Namun dalam pikiran Tikus sangat kesal dan marah karena Tikus harus mematuhi perintah Ular dan memanggilnya tuan. Kemudian Ular memerintahkan Tikus agar Tikus dan teman-temannya mematuhi Ular bila tidak Ular akan memakan para Tikus. Akhirnya dengan terpaksa para Tikus mematuhi perintah Ular. Dengan demikian Ular dapat melakukan hal-hal sewenang-wenang terhadap Tikus. Kejadian tersebut membuat para Ular ingin menjadi anak buah Ular Sawah karena bisa memperalat para Tikus. Lama-kelamaan Ular Sawah menjadi sombong karena berhasil membuat para Tikus patuh kepadanya dan membuat dirinya disegani oleh para Ular tidak hanya di sawah tapi juga Ular di Hutan. Ular pun tetap masih ingin mempunyai kekuasaan yang lebih tinggi dan terbesit di pikiran Ular Sawah untuk memperalat para Serangga juga terutama Serangga yang ada di daerah sekitar sawah seperti Belalang dan Wereng. Akhirnya Ular Sawah pun memperintahkan Tikus untuk menakut-nakuti para Serangga terutama yang ada di sekitar sawah seperti Belalang, Wereng. Akhirnya perintah Ular dilakukan Tikus dan sayangnya rencana Ular tersebut berhasil. Akhirnya dengan terpaksa para Serangga mematuhi perintah para Ular khususnya Ular Sawah.
Kemudian suatu hari setelah ulah para Ular dan Ular Sawah sudah berlangsung lama akhirnya Elang pun melihat ketidak-adilan tersebut dan Elang mengajak para Elang untuk meluruskan kejadian tersebut. Kemudian para Elang pun mendatangi daerah Sawah untuk mendatangi para Ular dan meluruskan ketidakbenaran tersebut. Sesampainya para Elang di daerah Sawah para Elang sudah membuat takut para Ular tapi tidak membuat Ular Sawah. Ular Sawah nampak sudah memikirkan suatu rencana untuk mengelabuhi para Elang. Saat itu Ular Sawah mulai melakukan rencananya dengan menyambut dan berpura-pura baik terhadap para Elang. Ular Sawah pun mengajak para Elang untuk menjadi raja supaya semua mematuhi para Elang. Namun untungnya para Elang tidak terpengaruh niat busuk dari Ular Sawah. Kemudian para Elang menyuruh para hewan tidak takut dimakan oleh Ular Sawah karena itu semua sudah takdir dan hal tersebut tidak bisa dielakkan bila dielakkan yang menerima imbasnya adalah para Manusia dan para Tanaman karena mereka tidak bisa mendapatkan hasil yang maksimal dari perjuangan mereka. Kemudian Ular Sawah pun meminta maaf kepada para hewan yang diperalat olehnya. Setelah kejadian itu rantai makanan di Sawah pun kembali berjalan dengan baik seperti sebelumnya. Semua hal tersebut bisa terjadi karena sikap para Elang. Selain itu setelah kejadian tersebut tidak ada lagi pikiran jelek yang terbesit di pikiran para hewan di ekosistem Sawah.
   


Tidak ada komentar:

Posting Komentar