Ini adalah
cerita tentang seekor burung dan anak gajah. Pada suatu hari seekor anak gajah yang
bernama Lulo, jalan-jalan mengelilingi hutan untuk mencari teman yang bisa
diajak main. Tetapi setiap bertemu hewan lain, mereka tidak mau bermain dengan
Lolu. Lolu merasa sedih dan kebingungan.
“Mengapa ya, setiap
hewan yang ku ajak bermain semuanya menolak?”, kata Lolu sambil berbaring di
bawah pohon yang besar.
“Karena kamu gemuk,
hahahaha....”, ejek kera yang mendengarkan kata Lolu.
“Udah gemuk
kupingnya besar lagi,hahaha.....”, tambah kelinci.
Seluruh hewan
yang ada di tempat itupun menertawakan si Lolu dan membuat Lolu sedih. Tak
sanggup menahan air mata, Lolu pun menangis dan menjauh dari tempat itu.
Lolu pun memutuskan untuk pulang ke
rumahnya. Sesampainya di rumah Lolu memanggil ibunya.
“Ibu-ibu...”,
panggil Lolu dengan berteriak.
Suasana di
rumah sepi, ibu Lulo tidak menjawab panggilan Lulo. Lulo pun semakin khawatir,
karena ibunya tidak ada di rumah. Lulo berkeliling mencari ibunya dari rumah tetangga
satu ke tetangga lainnya. Setelah berkeliling dan bertanya kesana kemari,
ternyata tidak ada yang tahu dimana ibu Lulo.
Si Lulo pun akhirnya mencari tempat
yang sepi, di pinggir sungai. Lulo merasa sangat sedih dan tertekan karena
tidak ada yang peduli padanya bahkan keluarganya sendiri.
“Kenapa ini
terjadi padaku?”, Lulo bertanya pada dirinya sendiri.
“Hai, kenapa
kamu bersedih?”, kata seseorang yang misterius.
Lulo pun kaget
karena suara itu datang tiba-tiba. Setelah ditolehnya ternyata tidak ada
siapa-siapa. Lulo pun merasa kebingungan.
“Siapa itu?”,
Teriak Lulo yang sedang kebingungan mencari asal suara itu.
“Hallo, ini
diatasmu.”, kata seseorang
Lulo pun
menoleh ke atas, dan yang berbicara kepada Lulo adalah seekor burung kecil yang
sangat indah bulunya.
“Hai, siapa
namamu?”, tanya Lulo.
“Yuku.”, kata
burung kecil itu.
“Hai Yuku
salam kenal.”, kata Lulo
“Oh ya, aku
kan belum tanya namamu.” Kata Yuku, “siapa namamu?”
“Perkenalkan
namaku Lulo.”, jawab Lulo
“Kalau boleh
tau, kenapa kamu tadi bersedih?”, tanya Yuku
“Semua hewan tidak
meyukaiku, semua hewan tidak peduli kepadaku.”, jawab Lulo dengan sedih.
“Mengapa kau
bilang seperti itu?”, tanya Yuku.
“Karena tidak
ada yang menyukaiku, semua hewan tidak ada yang mau berteman denganku karena
badanku yang gemuk dan kupingku yang lebar.” jawab Lulo yang semakin sedih.
“Sudah jangan
bersedih, aku mau kok jadi temanmu.” kata Yuku yang ingin menghibur Lulo.
“Apakah kau
bersungguh-sungguh?”, tanya Lulo dengan senang.
“Iya.”, jawab
Yuku
Sejak saat itu mereka pun berteman dan
pertemanannya semakin erat. Hewan-hewan yang biasa mengganggu Lulo, merasa iri
karena Lulo sudah memiliki teman yang lebih baik. Hewan-hewan yang merasa iri
itupun memiliki rencana yang licik untuk mencelakai si Lulo dan teman barunya
Yuku.
Setelah lama tidak ada di rumah,ternyata
ibu Lulo pergi ke sebuah hutan untuk mencari persediaan makanan. Hutan yang
didatanginya bukan hutan sembarangan. Hutan yang didatangi adalah sebuah hutan
yang biasanya menjadi tempat berburu para pemburu.
Ternyata ibu Lulo telah mati di buru
oleh pemburu. Kabar itu ia dapat dari temannya sendiri si Yuko. Pada saat itu
Yuko mencari makanan di hutan tempat ibu Lulo mati. Yuko melihat sendiri
kejadian itu. Ia kaget dan langsung terbang menuju ke hutan yang lebih aman. Itulah
mengapa ia bisa bertemu dengan si Lulo.
Lulo yang mengetahui hal tersebut
semakin bersedih karena ia ditinggal oleh keluarga satu-satunya. Tidak sampai
di situ penderitaan si Lulo. Ia masih mempunyai masalah yang makin sulit.
Pada suatu hari ketika Lulo dan Yuku
tidak bersama, para hewan-hewan yang jahat melaksanakan niat jahatnya untuk
mencelakai si Lulo. Mereka membujuk Lulo,
“Eh Lulo kamu
tau nggak, ternyata si Yuku itu pembohongloh.”, kata si monyet yang jahat.
“Iya di
memengaruhimu agar kamu tidak bisa bertemu dengan ibumu lagi.”, tambah kelinci.
“Sebaiknya
kamu cepat pergi ke hutan itu agar bisa bertemu ibumu lagi.” , kata monyet
“oh, jadi
selama ini Yuku yang telah membohongiku.”, kata Lolu
“Sudah cepatlah, kasihan ibumu telah
menunggumu.”, kata kelinci.
Si
Lolu yang masih lugu itupun mudah tertipu dan telah masuk ke dalam jebakan.
Lolu pun bergegas berlari mencari ibunya. Namun bukan ibunya yang ia temui, ia
malah bertemu oleh pemburu yang membawa senapan. Si pemburu telah bersiap
menembak Lolu namun gagal. Ternyata Yuku datang untuk membantunya, ia
melemparkan buah-buahan ke kepala pemburu. Si Lolipun selamat dan cepat-cepat
kabur.
Pemburu
yang sangat marah mengganti arah bidikannya ke Yuku. Karena Loli tidak mau
kehilangan siapapun lagi, ia membantu Yuku. Ia menyeruduk si pemburu dari
belakang hingga pemburu tersungkur ke tanah. Si Yuku pun dengan sigap memanggil
temannya para burung untuk memberi sinyal ke petugas hewan agar segera datang.
Karena lokasinya tidak terlalu jauh, akhirnya si pemburu tertangkap dan
diamankan oleh petugas tersebut.
Ternyata
selama ini Loli dibohongi oleh monyet dan kelinci, ia dipengaruhi sehingga ia
dalam bahaya,
“Terima kasih ya Yuku, kau telah
menyelamatkanku.”, kata Lulo sambil meneteskan air mata.
“Itu tidak masalah.”, jawab Yuku.
Merekan pun hidup bahagia selamanya.
Nasib monyet dan kelinci pun berbalik, mereka dijauhi oleh seluruh warga hutan
dan tidak ada lagi yang berteman dengan mereka.
Setiap
orang pasti pernah merasa sedih, tetapi kesedihan itu tidak akan terjadi
selamanya. Pasti kesedihan itu akan dibalas kebaikan, namun kita tinggal
menunggu waktunya saja.
Profil Penulis:
Nama : Satria Anugerah Pratama
Kelas : 6.S2.3
No.Absen : 26
Tidak ada komentar:
Posting Komentar