Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 10 Maret 2019

Kesedihan Tidak Selamanya


Ini adalah cerita tentang seekor burung dan anak gajah. Pada suatu hari seekor anak gajah yang bernama Lulo, jalan-jalan mengelilingi hutan untuk mencari teman yang bisa diajak main. Tetapi setiap bertemu hewan lain, mereka tidak mau bermain dengan Lolu. Lolu merasa sedih dan kebingungan.
“Mengapa ya, setiap hewan yang ku ajak bermain semuanya menolak?”, kata Lolu sambil berbaring di bawah pohon yang besar.
“Karena kamu gemuk, hahahaha....”, ejek kera yang mendengarkan kata Lolu.
“Udah gemuk kupingnya besar lagi,hahaha.....”, tambah kelinci.
Seluruh hewan yang ada di tempat itupun menertawakan si Lolu dan membuat Lolu sedih. Tak sanggup menahan air mata, Lolu pun menangis dan menjauh dari tempat itu.
          Lolu pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah Lolu memanggil ibunya.
“Ibu-ibu...”, panggil Lolu dengan berteriak.
Suasana di rumah sepi, ibu Lulo tidak menjawab panggilan Lulo. Lulo pun semakin khawatir, karena ibunya tidak ada di rumah. Lulo berkeliling mencari ibunya dari rumah tetangga satu ke tetangga lainnya. Setelah berkeliling dan bertanya kesana kemari, ternyata tidak ada yang tahu dimana ibu Lulo.
          Si Lulo pun akhirnya mencari tempat yang sepi, di pinggir sungai. Lulo merasa sangat sedih dan tertekan karena tidak ada yang peduli padanya bahkan keluarganya sendiri.
“Kenapa ini terjadi padaku?”, Lulo bertanya pada dirinya sendiri.
“Hai, kenapa kamu bersedih?”, kata seseorang yang misterius.
Lulo pun kaget karena suara itu datang tiba-tiba. Setelah ditolehnya ternyata tidak ada siapa-siapa. Lulo pun merasa kebingungan.
“Siapa itu?”, Teriak Lulo yang sedang kebingungan mencari asal suara itu.
“Hallo, ini diatasmu.”, kata seseorang
Lulo pun menoleh ke atas, dan yang berbicara kepada Lulo adalah seekor burung kecil yang sangat indah bulunya.
“Hai, siapa namamu?”, tanya Lulo.
“Yuku.”, kata burung kecil itu.
“Hai Yuku salam kenal.”, kata Lulo
“Oh ya, aku kan belum tanya namamu.” Kata Yuku, “siapa namamu?”
“Perkenalkan namaku Lulo.”, jawab Lulo
“Kalau boleh tau, kenapa kamu tadi bersedih?”, tanya Yuku
“Semua hewan tidak meyukaiku, semua hewan tidak peduli kepadaku.”, jawab Lulo dengan sedih.
“Mengapa kau bilang seperti itu?”, tanya Yuku.
“Karena tidak ada yang menyukaiku, semua hewan tidak ada yang mau berteman denganku karena badanku yang gemuk dan kupingku yang lebar.” jawab Lulo yang semakin sedih.
“Sudah jangan bersedih, aku mau kok jadi temanmu.” kata Yuku yang ingin menghibur Lulo.
“Apakah kau bersungguh-sungguh?”, tanya Lulo dengan senang.
“Iya.”, jawab Yuku
          Sejak saat itu mereka pun berteman dan pertemanannya semakin erat. Hewan-hewan yang biasa mengganggu Lulo, merasa iri karena Lulo sudah memiliki teman yang lebih baik. Hewan-hewan yang merasa iri itupun memiliki rencana yang licik untuk mencelakai si Lulo dan teman barunya Yuku.
          Setelah lama tidak ada di rumah,ternyata ibu Lulo pergi ke sebuah hutan untuk mencari persediaan makanan. Hutan yang didatanginya bukan hutan sembarangan. Hutan yang didatangi adalah sebuah hutan yang biasanya menjadi tempat berburu para pemburu.
          Ternyata ibu Lulo telah mati di buru oleh pemburu. Kabar itu ia dapat dari temannya sendiri si Yuko. Pada saat itu Yuko mencari makanan di hutan tempat ibu Lulo mati. Yuko melihat sendiri kejadian itu. Ia kaget dan langsung terbang menuju ke hutan yang lebih aman. Itulah mengapa ia bisa bertemu dengan si Lulo.
          Lulo yang mengetahui hal tersebut semakin bersedih karena ia ditinggal oleh keluarga satu-satunya. Tidak sampai di situ penderitaan si Lulo. Ia masih mempunyai masalah yang makin sulit.
          Pada suatu hari ketika Lulo dan Yuku tidak bersama, para hewan-hewan yang jahat melaksanakan niat jahatnya untuk mencelakai si Lulo. Mereka membujuk Lulo,
“Eh Lulo kamu tau nggak, ternyata si Yuku itu pembohongloh.”, kata si monyet yang jahat.
“Iya di memengaruhimu agar kamu tidak bisa bertemu dengan ibumu lagi.”, tambah kelinci.

“Sebaiknya kamu cepat pergi ke hutan itu agar bisa bertemu ibumu lagi.” , kata monyet
“oh, jadi selama ini Yuku yang telah membohongiku.”, kata Lolu
“Sudah cepatlah, kasihan ibumu telah menunggumu.”, kata kelinci.
          Si Lolu yang masih lugu itupun mudah tertipu dan telah masuk ke dalam jebakan. Lolu pun bergegas berlari mencari ibunya. Namun bukan ibunya yang ia temui, ia malah bertemu oleh pemburu yang membawa senapan. Si pemburu telah bersiap menembak Lolu namun gagal. Ternyata Yuku datang untuk membantunya, ia melemparkan buah-buahan ke kepala pemburu. Si Lolipun selamat dan cepat-cepat kabur.
          Pemburu yang sangat marah mengganti arah bidikannya ke Yuku. Karena Loli tidak mau kehilangan siapapun lagi, ia membantu Yuku. Ia menyeruduk si pemburu dari belakang hingga pemburu tersungkur ke tanah. Si Yuku pun dengan sigap memanggil temannya para burung untuk memberi sinyal ke petugas hewan agar segera datang. Karena lokasinya tidak terlalu jauh, akhirnya si pemburu tertangkap dan diamankan oleh petugas tersebut.
          Ternyata selama ini Loli dibohongi oleh monyet dan kelinci, ia dipengaruhi sehingga ia dalam bahaya,
“Terima kasih ya Yuku, kau telah menyelamatkanku.”, kata Lulo sambil meneteskan air mata.
“Itu tidak masalah.”, jawab Yuku.
Merekan pun hidup bahagia selamanya. Nasib monyet dan kelinci pun berbalik, mereka dijauhi oleh seluruh warga hutan dan tidak ada lagi yang berteman dengan mereka.
          Setiap orang pasti pernah merasa sedih, tetapi kesedihan itu tidak akan terjadi selamanya. Pasti kesedihan itu akan dibalas kebaikan, namun kita tinggal menunggu waktunya saja.
          
Profil Penulis:
Nama : Satria Anugerah Pratama
Kelas : 6.S2.3
No.Absen : 26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar