Dulu hiduplah pasutri baru asal Jawa yang tinggal di pedalaman Kalimantan Timur, karena mengikuti pekerjaan sang suami. Dari sepasang sauami istri tersebut lahirlah seorang bayi perempuan secara prematur. Mereka sangat bahagia atas kehadiran anggota keluarga baru tersebut. Namun, selayaknya bayi prematur, perkembangan motorik bayi tersebut lambat.
Ia baru bisa berdiri saat umur 14 bulan, langkah pertamanya saat berumur 18 bulan. Namun, secara kecerdasan bayi tersebut normal. Hal ini membuat kedua orangtuanya khawatir. Sehingga pada tahun 2005, selepas 6 bulan kelahiran anak kedua, mereka memutuskan kembali ke Jawa.
Keramaian penduduk di Pulau Jawa sangat bertolak belakang dengan Kalimantan. Hal ini membuat anak tersebut mau tak mau harus dapat menyesuaikan diri. Anak yang biasanya menghabiskan waktu dengan menonton serial anak-anak sendirian harus dapat berinteraksi dengan teman-teman seumurannya. Semua ia lakukan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Namun ternyata tidak semudah itu.
Karena selain pendiam, anak tersebut memiliki pemberian dari Tuhan berupa kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat manusia normal, atau sering kita sebut indigo. Beberapa temannya takut akan hal itu, mereka merasa apabila di dekat anak tersebut mereka akan dihantui. Namun ada pula beberapa teman yang penasaran akan kemampuan anak itu, sehingga mereka malah berteman dekat.
Suatu hari sang ibu berkata padanya, “Nak, kita hidup di dunia hanya sekali. Semua yang diberikan oleh Tuhan pada kita harus kita syukuri, karena pasti ada alasan dari setiap kejadian yang mungkin akan kita ketahui jauh setelahnya. Dan satu lagi, jika hingga suatu saat nanti alasan itu tidak kamu ketahui, percayalah bahwa itulah yang terbaik untuk kita. Karena tugas kita hanya menerima atas semua hal yang diberikan Tuhan pada kita.”
“Menerima?” anak tersebut berusaha mencerna perkataan sang ibu.
“Benar, menerima, dan tentu saja berusaha menggali potensi dalam dirimu. Kalau kau ingin sukses tentu saja harus berusaha,” ujar sang ibu sambil mengusap rambut anaknya,
Berkat keluarga dan dukungan teman-temannya, anak itu mulai terbuka, sehingga orang-orang di sekitarnya mulai menyadari bakat terpendamnya, yaitu di bidang musik.
Tahun berganti, anak tersebut mulai beranjak dewasa menjadi gadis remaja yang aktif dan ceria. Ia mulai memberanikan diri menunjukkan bakatnya dibidang tarik suara pada ajang pencarian bakat, pada acara-acara yang diadakan sekolahnya. Hal ini membuatnya dikenal di sekolahnya. Kehidupan remaja membuatnya lebih mengenal dunia secara luas. Selain teman sekolah, ia juga berteman dengan teman lintas negara melalui program pertukaran pelajar yang dimiliki sekolahnya. Dark kakak saya saya belajar, bahwa kita harus selalu bersyukur atas takdir Tuhan YME, dengan cara optimis dan berjuang untuk menjadi manusia yg lebih baik dan berguna bagi sesama.
Oleh: Dianeera Mahadewi VIII.9/09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar