Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 03 Maret 2019

Kuki si Kelinci Merah Muda yang Jahil

Kuki si Kelinci Merah muda yang  Jahil

Di pagi yang cerah Kuki menyusuri hutan dengan riang. Kuki adalah kelinci berwarna merah muda yang imut. Kuki juga memiliki tiga orang sahabat, sahabatnya bernama Tata si tupai, Arji si domba, dan Moci si panda. Mereka sangat dekat mulai kecil. Kuki tinggal sebuah pohon besar didekat sungai. 
Pagi itu, kuki sedang berjalan menuju sungai untuk mengambil air. Saat ia mengambil air ia melihat ada perahu menuju nya. “Hai, apa benar kau bernama Kuki ?”
Tanya seokor koala. Kuki kemudian menjawab, “Iya, ada apa ya?” “Ini ada titipan dari pamanmu,” kata koala itu. “Baik, terimakasih,” jawab Kuki. Kuki kemudian cepat cepat pulang karena tak sabar untuk membukanya. Ternyata, isi di didalamnya adalah gelembung air kesukaannya waktu ia masih kecil. Akan tetapi, peraturan di hutan ini yang diberikan Wali Kota Koya si rubah tidak boleh meniup gelembung disekitar hutan. Para hewan di huta ini juga takut pada gelembung air. Kuki sedih karena tak dapat memainkan ini.
Terlintas dipikiran Kuki untuk menjahili teman-temannya. Kuki pun keluar dari rumah dan menuju kerumah Moci. “Hai Moci,’’ sapa Kuki. “Hai, silahkan masuk Kuki,” jawab Moci, “ada apa? Datang kesini.” “Tidak ada apa-apa hanya ingin bertemu denganmu saja,” jawabnya. “Mau kubuatkan teh?” Tanya Moci. “Boleh,” jawab Kuki. Kuki pun mengeluarkan gelembung airnya yang sebeelumnya ia tarus disaku nya. Ia meniupnya sehingga mengarah kearah Moci. Moci yang sedang menuangkan air panas ke gelas sontak kaget melihat gelembung itu. Saat gelembung itu pecah, mengenai mata Moci yang membuat matanya sakit, sehingga air panas itu tumpah di lantai. Kuki malah tertawa melihat sahabatnya itu. Kuki juga tidak memiliki rasa bersalah. Seketika Moci menangis dan Kuki langsung pergi begitu saja.
Kuki kemudian pergi kerumah Tata. Saat perjalanan ke rumah Tata, Kuki melihat beruang hitam sedang memancing didekat sungai. Kuki meniupkan gelembungnya. Beruang itu terkejut ia langsung loncat ke sungai. Kuki pun melanjutkan perjalanannya. Tata ternyata ada diluar rumah, ia sedang menirami tumbuhan ajaibnya di depan rumah. Kuki pun bersembunyi dibalik pohon besar yang terdapat tak jauh dari rumah Tata. Kuki meniupnya kembali gelmbung air itu, sehingga menuju ke tumbuhan Tata. Tata tak takut pada gelembung air, karena pernah bermain itu. Tumbuhan Tata seketika lari menuju tempat yang aman. Satu tumbuhan Tata mati karena terkena pecahan air dari gelembung itu. Tata kemudian marah, tapi Tata tak tau siapa yang meniup gelembung air itu. Kuki kemudian tertawa melihat Tata marah. Tata mendengar taanya Kuki sehingga, Kuki mencari sumber suara. Dibalik pohon ada keinci berwarna merah muda. Sontak Tata memarahi Kuki. Kuki tak berniat meminta maaf ia malah kabur entah maau kemana.
Kuki duduk ditaman, ia tak tahu akan menjahili siapa lagi. Kukki meniup gelembung itu, hingga banyak dan menuju ke atas. Burung-burung berkicauan dengan sangat keras hingga membuar Kuki kaget. “Hei burung mengapa kau berkicau dengan sangat keras ?” Tanya kuki. Salah atu burung menjawab, “Bukannya kau yang membuat kami berkicauan, anak-anak kami tak kuat dengaan pecahan gelembung itu.” “Benarkah ? kalau begitu rasakan ini,” jawab Kuki sambil meniupkan banyak kea rah burung-burung itu. Para burung marah dan melemparkan biji Pohon Pinus kea rah Kuki agar cepat pergi. Kuki pun berlari mencari tempat yang aman. 
Kuki tak henti-hentinya untuk menjahili lagi. Kuki berfikir seperti ada yang belum ia jahili. Teringat bahwa Kuki belum kerumah Arji. Kuki pergi ke rumah Arji. “Halo Arji,” sapanya. “Halo juga, mengapa kau bawa gelembung air itu? “ Tanya Arji heran. “Oh itu, tidak ada apa-apa,” jawabnya dengan senyuman palsu. “Baiklah, silahkan duduk, aku akan membuatkan mu minuman,” kata Arji. “baiklah, terimakasih,” jawab Kuki. Kuki cepat-cepat meniup gelembung air sebelum Arji berputar balik. Gelembung itu menuju kea rah Arji. Arji tak takut, ia berkata, “ Aku sudah menduga bahwa kau akan seperti ini, kau tahu bagaimana perasaan hewan-hewan saat kau menakutinya? Mereka sangat sedih dan ketakkutan, kau juga tidak meminta maaf atas kesalahanmu  itu. Jika kau dalam posisi mereka apa kau mau?’’ “tapi aku tak takut pada gelembung,” jawabnya. “jika benda yang kau takuti? Apa kau mau ditakuti, tidak mau kan. Untuk itu kau haru meminta maaf pada yang lain.” Tambahnya. “baiklah, aku tau aku salah,” kata Kuki, “ aku akan meminta maaf.” 
Untuk membalas apa yang Kuki perbuat Kuki harus membantu para hewan mencari makanan, membereskan rumah selama satu bulan. Kuki menyesal atas perbuatannya. Kuki juga berjanji tak akan mengulanginya dan dia tak akan menjahili teman-teman di hutan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar