Daftar Mata Pelajaran

Minggu, 03 Maret 2019

Cici si Kelinci




   Pada suatu hari, hiduplah seekor kelinci bernama Cici. Ia hidup dengan ibunya yang bernama Bu Caca. Cici dan Bu Caca hidup dengan bahagia, namun dibalik kebahagiaan tersebut, Cici adalah seekor kelinci yang sukanya iseng dan jahil. Bu Caca sudah melarangnya untuk berbuat iseng dan jahil, namun tetap saja si Cici tak mau mendengarkan perkataan ibunya. Cici sudah banyak di protes dengan warga di hutan yang ia tinggali. Cici dan Bu Caca sudah diancam-ancam untuk dipindahkan rumahnya didekat rumah sang harimau, namun untungnya itu hanyalah sebuah ancaman.     
       Keesokan harinya, Cici mulai beraksi untuk berbuat jahil kepada temannya. Pertama, ia akan berbuat jahil kepada Tuki si tikus. Cici berkata,"Hai Tuki, apa kabar?" kemudian si Tuki membalas, "Aku baik-baik saja, aku sedang buru-buru nih, lain kali saja ya percakapannya!" "Baiklah!", balas Cici. Tetapi, Cici telah memasang perangkap sekitar 50 meter dari tempat ia bercakap-cakap dengan Tuki. Tak lama kemudian, Tuki berteriak, "Ciciiiii, kamu sangat usil Ciii!!" "Salahnya nggak mau ngomong sebentar sama aku!" Kemudian Cici meninggalkan Tuki yang sedang terperangkap.

  Setelah mengusili Tuki, Cici mengusili Kiki si ayam. Cici berkata, "Hai Kiki, sedang apa kamu?" "Aku sedang merawat telur-telur ku..", balas Kiki. Cici kemudian membalas lagi, "Berapa banyak telur yang kamu rawat ki?" "Hanya 3 kok, sebentar, aku akan menghitungnya, satu dua..tidak telur ku hilang 1!", balas Kiki kembali. Setelah tahu telur Kiki hilang 1, Cici langsung meninggalkan Kiki dan tak lama kemudian Kiki berteriak, "Ciciiiii kamu sangat usil Ciiiii!" Cici hanya tertawa sendiri dan lari menjauh dari Kiki.

      Tak lama kemudian Cici bertemu Giga si burung gagak. Cici memulai rencananya untuk mengusili Giga. Cici bertanya pada Giga, "Giga, burung-burung apa yang bodoh?" Kemudian Giga menjawab, "Emang apa?" "Ya kamu , ahahaha", jawab Cici. "Kurang ajar kamu ciiii.. Tuhan akan membalasmu dengan celaka yang lebih besar!!", jawab Giga. 

        Terakhir, ia bertemu Pak Gagah si gajah yang bijaksana. "Begini ci...jika kau terus menerus memperlakukan rakyat hutan ini seperti ini, tak ada lagi yang mau bergaul denganmu.", Pak Gagah memulai percakapan lebih dulu."Memang kenapa kalau tak ada orang yang mau bergaul dan berteman denganku,aku masih punya keluarga yang selalu mencintaiku.", jawab Cici dengan mudah. "Keluarga yang selalu mencintaimu itupun akan lama kelamaan tak akan mencintaimu lagi akibat perilakumu yang meresahkan ini!", jawab Pak Gagah dengan serius. Kemudian Cici membalas, "Baiklah!!"

        Setelah pulang, Cici mulai dimarahi oleh Bu Caca yang sudah terkenal dengan sikap anaknya yang meresahkan. Bu Caca telah diancam beberapa rakyat hutan untuk dipindahkan rumahnya disebelah tempat tinggal harimau. Bu Caca mengatakan, "Cici,bisakah kau menghentikan sikap mu yang meresahkan itu?, ibu sudah malu dibicarakan oleh warga sekitar tentang sikapmu yang mereshkan itu, kali ini ibu sangat marah denganmu!!" "Baik bu, aku akan  menghentikan sikapku yang meresahkan itu.", jawab Cici dengan serius.

        Keesokan harinya, Bu Caca mengantarkan Cici untuk meminta maaf kepada seluruh warga hutan. Cici berkata, "Teman-teman warga hutan semuanya, maafkanlah perbuatanku yang meresahkan selama ini, ku kira perbuatanku selama ini tak membuat warga hutan semuanya kesal denganku, semenjak Pak Gagah mengatakan perbuatanku meresahkan, aku mulai merasa bersalah, sekali lagi maafkanlah perbuatanku yang meresahkan selama ini." "Tak apa Cici, kami akan memaafkanmu tetapi dengan syarat kau tak akan mengulangi perbuatan mu itu", balas Pak Gagah dengan bijak. Tak lama Cici menjawab, "Baik pak, terima kasih!" Akhirnya Cici dan warga hutan hidup bahagia selamanya.

 TAMAT



 Biodata Penulis:
Jasmine Fauzia
6.S2.5
15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar