‘’KESUKSESAN ANAKKU ADALAH
KEBERHASILANKU”
Bagi kita, ayah merupakan salah satu
orang paling penting di dalam hidup ini. Sama seperti halnya seorang ibu,
seorang ayah pun memiliki cinta dan kasih sayang yang besar kepada
anak-anaknya. Ia akan melakukan hal apapun demi kebahagiaan sang anak, bahkan sampai tidak memikirkan dirinya sendiri dan lebih mengutamakan kepentingan
anak-anaknya. Seorang ayah merupakan kepala keluarga yang menopang dan menjadi
sumber kekuatan untuk keluarganya.
Selama ini mungkin kita
mengenal sosok ayah dengan kepribadian yang kuat dan tegas. Ia yang selalu
mengajarkan anak-anaknya untuk kuat dalam segala macam hal, mengajarkan sabar
dan tabah akan masalah yang menimpa. Namun dibalik itu semua, seorang ayah pun
memiliki hati yang lembut dan rapuh jika anak yang disayanginya bersedih.
Seorang ayah akan memberikan semua
yang terbaik kepada anak-anaknya. Ia akan memprioritaskan anaknya dibandingkan
dengan dirinya sendiri. Bahkan untuk memberikan semua yang terbaik kepada
anaknya, ia harus rela membohongi dirinya sendiri. Lelah yang dirasakannya ia
sembunyikan dan itu semua ia lakukan hanya untuk sang anak. Segala macam keluh
kesah yang dirasakannya pun tidak akan menjadi arti untuk dirinya, karena ia
akan menjadi kuat hanya untuk membahagiakan anak-anak yang dicintainya.
Terkadang sang ayah selalu keras
kepada anak-anaknya. Dan itu semua ia lakukan bukan karena ia membenci sang
anak, melainkan ia ingin anaknya tumbuh menjadi pribadi dewasa dan bertanggung
jawab. Kebahagiaan anaknya adalah kebahagiaan untuk dirinya juga, oleh sebab
itulah ia akan melakukan segala cara untuk kebahagiaan anaknya meskipun jalan
yang dilaluinya tidaklah mudah.
Seorang ayah mungkin jarang
berbicara panjang lebar bila tidak ada keperluan atau pertanyaan pada diri
kita. Tidak seperti ibu yang sibuk berbicara dan mengarahkan kita dengan banyak
kalimat-kalimat pertanyaan penuh perhatian khas wanita, seorang ayah tidak
memberikan perhatian dengan cara seperti demikian. Akan tetapi, walaupun terlihat tenang dan kuat,
seorang ayah tetaplah manusia biasa yang memiliki kata hati yang terpendam,
kata hati ini adalah harapan dan doa untuk sang buah hati tercinta.
Pada suatu hari, ada seorang anak
perempuan yang bertanya kepada ayahnya. Ia menanyakan mengapa ayahnya ingin dirinya bisa sukses di kemudian hari, padahal ayahnya belum tentu
merasakan kesuksesan yang diraih anaknya tersebut.
Sang ayah pun menjawab, “Karena aku
benci kekalahan, kekalahan tersebut adalah ketika diriku tidak berhasil
mendidikmu dengan baik dan juga tidak bisa melihat dirimu tidak sukses, tapi aku berharap
kau akan mengalahkanku dalam meraih kesuksesan."
Anak
perempuan tersebut pun kembali bertanya kepada ayahnya, “Jadi, papa pasti akan
sangat senang dan bangga jika aku sukses, bukan?”
“Tentu
saja, kau adalah kebanggaan dan harapan terbesar papa, nak,” jawab sang ayah
sambil tersenyum.
Mendengar
perkataan sang ayah, anak perempuan tersebut tersentuh hatinya.
Sudah menjadi hal yang wajar bagi
setiap orang untuk memiliki keinginan berkompetisi mengalahkan yang lain dalam
hal meraih kesuksesan. Tidak terkecuali untuk pria, justru rasa kompetisi itu
akan selalu ada pada benak mereka. Entah itu berkompetisi dengan teman ataupun
keluarga sendiri, ia akan selalu terdorong untuk membuktikan bahwa dirinya
mampu meraih kesuksesan yang lebih dari orang lain di sekitarnya.
Namun, hal itu akan berubah seratus
delapan puluh derajat ketika pria itu telah menjadi seorang ayah. Ia akan
selalu berpikir dan berdoa semoga kelak ia bisa diberikan kesempatan melihat
sang buah hati berada di atas puncak kesuksesan. Ia selalu berharap semoga
prestasi sang buah hati mampu membuat segala prestasi yang telah ia peroleh
selama ini menjadi terlihat tidak ada apa-apanya.
Umur memang tidak bisa ditebak, tapi
seorang ayah akan selalu memikirkan dan menyiapkan segala sesuatu untuk menghadapi
segala hal bahkan yang buruk sekalipun seperti berpikir bahwa dia lah orang
pertama di keluarga kecilnya yang akan "pergi" terlebih dahulu. Ini
bukanlah suatu hal yang aneh, seorang ayah memang akan selalu khawatir akan
nasib keluarganya kelak ketika ia telah tiada. Oleh karena itulah ia akan
selalu berusaha menyiapkan segala sesuatu yang ia rasa bisa menopang kehidupan
keluarganya setelah ia tiada nanti. Bagi seorang ayah, anak yang telah berhasil
dididik menjadi orang yang berguna adalah "investasi" paling berharga
yang bisa ia miliki di dunia karena jika ia telah berhasil melakukan hal itu,
maka di saat itulah ia akan merasa bahwa segala pengorbanan dan doanya telah
dikabulkan oleh Sang Pencipta. Di saat itulah, ia akan siap untuk "dipanggil"
kapan saja.
Anak perempuan tersebut bertanya
kembali kepada ayahnya, “Lalu, apa yang terjadi jika di kelak hari, diriku ini
tidak bisa sukses, apakah ayah tetap menyayangiku jika menganggap hal tersebut
adalah sebuah kekalahan?”. Sang ayah pun menjawab sambil tersenyum, “Bagaimanapun
kau jadinya kelak, kau tetaplah anakku yang selalu aku sayangi dan banggakan.”
Setiap ayah pasti mengharapkan
anaknya untuk bisa menjadi berhasil dan menjadi sukses, Namun adakalanya
harapan berbanding terbalik dengan kenyataan. Tapi, apakah hal itu membuatnya
menjadi membenci dan melupakan anaknya? tidak sama sekali. Bahkan jika sang
buah hati menjadi sampah masyarakat sekalipun, menjadi bahan cemoohan
orang-orang sekalipun, ia akan tetap berdiri disamping anaknya. Kesalahan si anak
akan dianggap sebagai kesalahannya juga, tapi bukannya membenci, ia akan
membantu anaknya sebisa yang ia mampu. Hal ini karena ia berpikir bahwa ia juga
bertanggungjawab atas kehadiran sang buah hati di dunia ini.
Seorang ayah akan selalu memberikan yang
terbaik bagi buah hatinya, walaupun apa yang telah diusahakannya mati-matian
itu kadang dianggap masih kurang oleh sang anak. Jangan pernah berpikir bahwa
sang ayah tidak mengetahui bahwa anaknya tidak puas atas pemberiannya, ia tahu
persis akan hal itu hanya saja ia tidak mengungkapkannya. Tapi, hal inilah yang
justru menjadi semangat sang ayah, ia akan selalu berusaha memberikan yang
terbaik bagi anaknya, lagi dan lagi, siang dan malam bahkan kadang hal ini bisa
menganggu pikirannya.
Itulah mengapa, ia akan selalu
berdoa demi bertambahnya penghasilannya, selalu berdoa agar tidak terkena
penyakit disaat ia sedang berjuang demi kehidupan keluarganya, semua itu bukan
agar ia bisa tampil semewah mungkin, bukan agar ia bisa membeli barang-barang
yang ia inginkan sejak dahulu. Ingatlah ! Sebelum menempatkan keinginannya,
seorang ayah akan selalu mendahulukan keinginan anak-anaknya. Namun terkadang
kita kurang mensyukuri kenikmatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui hasil
jerih payah dan keringat ayah kita. Padahal, jika kita yang berada pada posisi
seperti itu, belum tentu kita bisa kuat dan tabah menjalaninya sekuat dan
setabah ayah kita.
Selagi beliau masih ada bersama
kita, ada baiknya kita mulai memberikan perhatian tambahan kepadanya sebelum
semuanya hanya menjadi sebuah kenangan saja. Buktikan bahwa anak yang ia
perjuangkan kehidupannya selama ini adalah anak yang mampu berbakti dan berguna
bagi kedua orang tua, bangsa dan negaranya.
OLEH : ANANDA SAVIRA TRI OCTAVIANI
NO/ KLS : 03/8.9