Daftar Mata Pelajaran

Senin, 14 Januari 2019

TIDAK ADA KATA TERLAMBAT


Pagi ini cuacanya cerah. Aris dan teman temannya menjalani tugas untuk studytour ke Banten. Di mobil dia bilang, “Ah masih lama kah perjalanannya.” Memang perjalanan dari Malang ke Banten sangat jauh dan membutuhkan waktu lama. Tapi para siswa menikmati perjalanan, kecuali Aris. Para siswa menikmati perjalanan dengan gembira. Pukus sang gamers menikmati perjalanan dengan bermain game, Fero sang dewa sosmed menikmatinya dengan live instagram, dan para siswa yang lain menikmatinya dengan mengobrol bersama teman.

            Tetapi Aris sepanjang perjalanan hanya cemberut dan wajahnya kusut. Dia tidak menikmati perjalanan karena bosan tidak ada yang bisa diajak ngobrol. Memang, Aris adalah anak yang bersosial kurang. Bila ada teman yang mendekati dan ingin berteman dengannya, dia selalu marah. Dia juga merasa berkuasa di kelas karena dia termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. Dia juga suka iri. Jika ada siswa yang mendapat nilai diatasnya, dia selalu iri dan menghibah. Dia juga fitnah bahwa siswa tersebut mendapat nilai bagus karena mencontek.

            Mereka pun tiba, wajah Aris yang tadinya muram, kembali bahagia. Ia menikmati udara segar hutan di Banten. Wajahnya pun muram kembali karena para siswa harus berpasangan untuk berjalan. “Aris kau kenapa?” tanya Pak Denat. “Kami diperintah untuk berpasang pasangan, sedangkan aku? Aku tidak memiliki teman, tentulah aku sangat sedih,” jawab Aris. “Sudahlah jangan bersedih, kamu berpasangan dengan Bu Risma saja ya,” ucap Pak Denat. Aris pun menyetujuinya. Lalu para siswa tersebut berjalan menelusuri hutan dan mencari tahu tentang satwa dan tumbuhan di hutan tersebut.

            Di hutan-pun dia juga merasa sok pintar. Aris menjelaskan ke teman temannya tentang tumbuhan dan hewan yang ada di hutan. Tetapi teman temannya tidak menghiraukannya. Mereka malah memotret tumbuhan tumbuhan. Mereka juga melakukan lomba menangkap belalang di hutan itu. Aris pun merasa kesal. “Ah, teman temanku tidak ada yang meperhatikanku,” kata Aris, “Mereka malah memotret tumbuhan dan menangkap belalang, ilmu dariku kan bermanfaat.” Sekali lagi kata Aris sombong. Di hutan itu, Aris sangat kesal, tetapi ia bisa menahannya.


            Selesai ke hutan, mereka pergi ke sebuah museum untuk mempelajari sejarah. Aris kembali menjadi sok pintar di hadapan teman temannya. Dia menjelaskan lagi tentan sejarah. Pada saat menjelaskan, Fero malah membuat foto Boomerang. Ia mengajak seluruh temannya. Jika ada yang belum siap, Fero selalu menunggu kecuali Aris. Saat itu aris belum siap untuk berfoto karena ia sedang membereskan tasnya. Tetapi Fero meninggalkanya. Yang sebelumnya Aris bisa menahan kekesalannya, Dia sekarang menjadi sangat kesal dan emosinya bertambah. Aris keluar museum dalam keadaan kesal dan ia menyebrang tanpa melihat kanan dan kiri. Pada saat menyebrang, ia tertabrak oleh bus. Untungnya ia berhasil diselamatkan.

            Di rumah sakit, Aris meminta maaf pada Pak Denat karena keceroboannya, membuat Pak Denat menjadi cemas. Pak Denat pun memaafkannya. Saat ia sudah sembuh, Aris menjadi sok pintar lagi dan lagi. Temannya sangat tidak suka dengan perbuatan itu. Mereka serasa dilema, antara mengasihani Aris atau membencinya. Aris meminta maaf dan dia berjanji akan berubah, tetapi teman temannya belum mempercayainya. Mereka ragu kalau Aris kembali menjadi penguasa di sekolah dan suka meremehkan teman temannya. “Aku percaya bahwa kau berubah jika kau sudah melakukan perubahan itu,” kata salah satu temannya. Aris pun menjawab “Perubahan apa yang kau inginkan.” “Kau harus berbuat baik pada kami dan jangan sekalipun merasa sok berkuasa dan pintar,” ucap Pukus.

            Aris menyetujuinya, ia akan berubah pada saat sudah sampai ke sekolah. Tetapi takdir berkehendak lain. Aris dan teman temannya terkena bencana tsunami. Para tim penyelamat berusaha mencari mereka. Semua siswa bisa diselamatkan oleh tim penyelamat. Sayaangnya pada saat diselamatkan, Aris sudah menghembuskan nafas terakhir. Teman temannya sedih karena Aris telah meninggal. Mereka-pun memaafkan Aris atas perbuatan yang ia perbuat.


MUHAMMAD ASADILLAH RAMADHAN
8.9/16

Tidak ada komentar:

Posting Komentar