Pagi ini cuacanya cerah. Aris dan teman
temannya menjalani tugas untuk studytour ke Banten. Di mobil dia bilang, “Ah
masih lama kah perjalanannya.” Memang perjalanan dari Malang ke Banten sangat
jauh dan membutuhkan waktu lama. Tapi para siswa menikmati perjalanan, kecuali
Aris. Para siswa menikmati perjalanan dengan gembira. Pukus sang gamers
menikmati perjalanan dengan bermain game, Fero sang dewa sosmed menikmatinya
dengan live instagram, dan para siswa yang lain menikmatinya dengan mengobrol
bersama teman.
Tetapi
Aris sepanjang perjalanan hanya cemberut dan wajahnya kusut. Dia tidak
menikmati perjalanan karena bosan tidak ada yang bisa diajak ngobrol. Memang,
Aris adalah anak yang bersosial kurang. Bila ada teman yang mendekati dan ingin
berteman dengannya, dia selalu marah. Dia juga merasa berkuasa di kelas karena
dia termasuk siswa berprestasi di sekolahnya. Dia juga suka iri. Jika ada siswa
yang mendapat nilai diatasnya, dia selalu iri dan menghibah. Dia juga fitnah
bahwa siswa tersebut mendapat nilai bagus karena mencontek.
Mereka pun tiba, wajah Aris yang
tadinya muram, kembali bahagia. Ia menikmati udara segar hutan di Banten.
Wajahnya pun muram kembali karena para siswa harus berpasangan untuk berjalan. “Aris
kau kenapa?” tanya Pak Denat. “Kami diperintah untuk berpasang pasangan,
sedangkan aku? Aku tidak memiliki teman, tentulah aku sangat sedih,” jawab
Aris. “Sudahlah jangan bersedih, kamu berpasangan dengan Bu Risma saja ya,”
ucap Pak Denat. Aris pun menyetujuinya. Lalu para siswa tersebut berjalan
menelusuri hutan dan mencari tahu tentang satwa dan tumbuhan di hutan tersebut.
Di hutan-pun dia juga merasa sok
pintar. Aris menjelaskan ke teman temannya tentang tumbuhan dan hewan yang ada
di hutan. Tetapi teman temannya tidak menghiraukannya. Mereka malah memotret
tumbuhan tumbuhan. Mereka juga melakukan lomba menangkap belalang di hutan itu.
Aris pun merasa kesal. “Ah, teman temanku tidak ada yang meperhatikanku,” kata
Aris, “Mereka malah memotret tumbuhan dan menangkap belalang, ilmu dariku kan
bermanfaat.” Sekali lagi kata Aris sombong. Di hutan itu, Aris sangat kesal,
tetapi ia bisa menahannya.
Selesai ke hutan, mereka pergi ke
sebuah museum untuk mempelajari sejarah. Aris kembali menjadi sok pintar di
hadapan teman temannya. Dia menjelaskan lagi tentan sejarah. Pada saat
menjelaskan, Fero malah membuat foto Boomerang.
Ia mengajak seluruh temannya. Jika ada yang belum siap, Fero selalu menunggu
kecuali Aris. Saat itu aris belum siap untuk berfoto karena ia sedang
membereskan tasnya. Tetapi Fero meninggalkanya. Yang sebelumnya Aris bisa
menahan kekesalannya, Dia sekarang menjadi sangat kesal dan emosinya bertambah.
Aris keluar museum dalam keadaan kesal dan ia menyebrang tanpa melihat kanan
dan kiri. Pada saat menyebrang, ia tertabrak oleh bus. Untungnya ia berhasil
diselamatkan.
Di rumah sakit, Aris meminta maaf
pada Pak Denat karena keceroboannya, membuat Pak Denat menjadi cemas. Pak Denat
pun memaafkannya. Saat ia sudah sembuh, Aris menjadi sok pintar lagi dan lagi.
Temannya sangat tidak suka dengan perbuatan itu. Mereka serasa dilema, antara
mengasihani Aris atau membencinya. Aris meminta maaf dan dia berjanji akan
berubah, tetapi teman temannya belum mempercayainya. Mereka ragu kalau Aris
kembali menjadi penguasa di sekolah dan suka meremehkan teman temannya. “Aku
percaya bahwa kau berubah jika kau sudah melakukan perubahan itu,” kata salah
satu temannya. Aris pun menjawab “Perubahan apa yang kau inginkan.” “Kau harus
berbuat baik pada kami dan jangan sekalipun merasa sok berkuasa dan pintar,”
ucap Pukus.
Aris menyetujuinya, ia akan berubah
pada saat sudah sampai ke sekolah. Tetapi takdir berkehendak lain. Aris dan
teman temannya terkena bencana tsunami. Para tim penyelamat berusaha mencari
mereka. Semua siswa bisa diselamatkan oleh tim penyelamat. Sayaangnya pada saat
diselamatkan, Aris sudah menghembuskan nafas terakhir. Teman temannya sedih
karena Aris telah meninggal. Mereka-pun memaafkan Aris atas perbuatan yang ia
perbuat.
MUHAMMAD ASADILLAH RAMADHAN
8.9/16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar