Daftar Mata Pelajaran

Senin, 14 Januari 2019

"Sebuah Tes Cinta"


“ SEBUAH TES CINTA”

            Pada suatu hari, hiduplah seorang gadis muda yang tinggal bersama orangtuanya. Gadis tersebut bernama Lisa. Dia sangat cantik, rambutnya hitam dan panjang, kulitnya putih bersih, dan memiliki mata yang indah. Banyak pemuda yang datang dari jauh hanya untuk mengajaknya berkencan. Kecantikan Lisa sangat terkenal, banyak pemuda yang akan muncul didepan pintu rumahnya, mengaku mencintainya dan memohon untuk diizinkan mengajaknya keluar untuk berkencan, terlebih pada malam hari agar kencannya terlihat lebih romantis.

            Namun, masalahnya tidak ada pemuda yang bisa berlama-lama dengan Lisa. Sebelum malam berakhir, para pemuda yang berkencan dengannya selalu melarikan diri dan berteriak ketakutan. Tak ada satupun dari pemuda-pemuda tersebut yang berbicara tentang apa yang terjadi dan semuanya menolak bertemu dengan Lisa lagi. Tidak lama kemudian, para pemuda berhenti datang untuk mengajak Lisa berkencan dan orangtuanya mulai putus asa, takut putri mereka takkan pernah memiliki suami.

            Akhirnya, rumor mulai menyebar ke seluruh desa. Orang-orang mulai berpikir ada sesuatu yang salah dengan Lisa si gadis cantik tersebut. Beberapa orang bertanya-tanya apakah ia memiliki kepribadian yang mengerikan. Yang lain juga berpendapat bahwa ia memiliki beberapa jenis cacat mengerikan yang bisa membuat semua pemuda melarikan diri. Hal ini membuat orangtuanya bingung. Orangtua Lisa tidak bisa mengerti kenapa banyak pemuda yang takut dengan putri mereka, padahal Lisa begitu cantik, lembut, dan ceria. Dia juga patuh, rajin, dan tak pernah mengeluh ketika ibunya meminta untuk melakukan pekerjaan rumah.

            Hingga pada suatu hari, ketika ayahnya di kebun sedang memotong rumput seorang pemuda datang ke kebun.

“Apa benar ini rumah Lisa Marilyn?” tanya pemuda tersebut.
“Iya benar, ada apa? kenapa kau kemari?” tanya ayah Lisa.
“ Saya ingin berkencan dengan putri Anda,” ucap pemuda tersebut.
Ayah Lisa pun kaget sekaligus senang bukan main.
“Kalau boleh tahu siapa namamu?” tanya ayah Lisa dengan senyum kebahagiaan yang mengembang di wajahnya.
“ Namaku Adrian Bardolf, Anda bisa memanggil saya Adrian,” jawab pemuda tersebut.
“Baiklah, silakan masuk,” sambut ayah Lisa bersemangat.

            Dengan senang hati orangtua Lisa memperkenalkan pemuda bernama Adrian itu dengan putrinya yang cantik. Lisa tampak malu dan tidak berani melihat atau menatap langsung mata Adrian. Lisa berbicara dengan pelan, suaranya nyaris tidak terdengar dan setiap kali dia berbicara, wajahnya tersipu malu. Meskipun demikian, Adrian terkesima dengan kecantikannya dan kemudian mulai  mengajaknya berkencan. Lisa pun menerima permintaan kencan tersebut dan menemani Adrian ke pintu ketika ia akan keluar.

“Jangan sekarang,” bisik Lisa pada Adrian.
“Lalu, kapan kita bisa mulai berkencan?” ujar Adrian.
“Dengarkan ini jika kau ingin berkencan denganku. Kembalilah pada tengah malam, tapi jangan mengetuk terlalu keras atau kau akan membangunkan orangtuaku,” bisik Lisa pada Adrian.
Adrian terkejut mendengar bisikan Lisa tersebut, namun demi cintanya ia akan melakukannya.

            Tengah malam pun tiba. Adrian datang kembali malam itu dan mengetuk pelan di jendela kamar Lisa. Jendela dibuka dan Lisa segera turun dengan diam-diam agar orangtuanya tidak mendengar ataupun mengetahui rencananya.

“Sebelum aku  berkencan denganmu, kau harus janji padaku,” ujar Lisa pada Adrian.
Adrian pun mengangguk penuh semangat.
“Aku ingin kau memenuhi tes cinta, jika kau berhasil, kau akan lulus tes dan boleh menikah denganku. Berjanjilah, jika kau gagal tes, jangan pernah memberitahu siapapun tentang apa yang terjadi malam ini, atau kau akan menerima resikonya,” ucap Lisa sambil tersenyum licik Adrian hanya mengangguk, ia tidak bisa membayangkan apa yang Lisa pikirkan, tetapi ia setuju untuk tetap diam dan menyepakati permintaan Lisa tersebut.
 
            Dengan tangan di dada, Adrian berkata dengan penuh percaya diri, “Aku bersumpah. Aku tidak akan pernah memberitahu kepada siapapun.”
Mendengar hal tersebut, Lisa tersenyum puas.
“Baiklah.Ikuti aku,” ujar Lisa sambil menarik tangan Adrian.
“Kemana kita akan pergi?” tanya Adrian kebingungan, tapi Lisa tidak menjawab.

            Malam itu adalah malam yang gelap dan bulan bersembunyi dibalik lapisan awan, masyarakat sekitar mengatakan itu adalah malam dimana banyak hantu berkeliaran. Lisa dan Adrian terus berjalan sambil mendengar suara tak menyenangkan dari anjing melolong di kejauhan. Mereka menyelinap diam-diam melalui jalan desa yang sepi sampai mereka tiba di tengah hutan.

            Lisa bergegas menuruni jalan yang gelap, Adrian harus berlari mengikutinya. Jalan itu berbatasan dengan pohon-pohon besar yang menjulang tinggi seperti monster. Akhirnya, mereka sampai di pemakaman tua. Bulan muncul dari balik awan, Adrian bisa melihat batu nisan tua ditutupi dengan tanaman merambat dan lumut yang merayap. Lisa berdiri di tepi makam yang sepertinya masih baru. Adrian hanya melihat sambil mengagumi kecantikan Lisa.

            Lisa mulai mengambil sekop tua berkarat dan mulai menggali, melemparkan gumpalan tanah dimana-mana. Kemudian, ia berlutut dan mengeruk tanah dengan tangannya sampai ia menemukan sebuah peti mati. Bayangkan betapa terkejutnya Adrian ketika melihat Lisa mengangkat tutup peti tersebut, membuka kain putih, dan merobek lengan mayat yang ada di dalam peti tersebut. Lalu, Lisa mulai menggigit dan mengunyah lengan mayat tersebut sambil menatap Adrian.

“Ini adalah tes cinta. Jika kau mencintaiku, kau akan melakukan apapun yang aku lakukan,  kau juga akan makan apapun yang aku makan,” desis Lisa.

            Mendengar hal tersebut Adrian hanya diam dan juga tersenyum penuh misteri. Dan saat itu juga Lisa merobek lengan mayat yang satunya dan melemparkannya pada Adrian. Tanpa ragu, Adrian mengambil lengan mayat tersebut dan mulai menggigit serta mengunyahnya.

Adrian terkejut!

            Adrian tidak pernah berpikir kalau daging manusia itu lezat. Tiba-tiba ia menyadari bahwa ia tidak sedang makan mayat. Ini semua hanya lelucon. Ternyata mayat tersebut hanyalah mayat permen, terbuat dari gula dan tepung beras.

            Lisa pun tertawa, “Heheh.. kau tahu, semua pemuda yang datang mengajakku kencan takut dengan ini, kau satu-satunya yang tidak melarikan diri. Aku ingin menikah dengan pemuda yang berani sepertimu. Sekarang, aku akan menerima cintamu.”

            Adrian tidak tersenyum ia hanya berdiri di sana dalam kegelapan, di tepi makam, menatap Lisa dengan mata yang penuh kemarahan dan nafsu.
“Apa-apaan ini, mayat ini hanya permen?” geram Adrian sambil melempar kasar lengan mayat buatan tersebut.
“Padahal kupikir kau sepertiku,” ujar Adrian sambil menahan emosi.

            Saat itu juga, Adrian meraih sekop dan mulai menggali kuburan lain. Ketika ia menemukan peti mati, ia membukanya dan mulai melahap mayat di dalamnya.

Kali ini, giliran Lisa yang lari ketakutan sambil berteriak….

Oleh:
Ananda Savira Tri Octaviani
VIII.9/03

Tidak ada komentar:

Posting Komentar