Daftar Mata Pelajaran

Jumat, 11 Januari 2019

Tak Seindah Dulu


TAK SEINDAH DULU
            Seorang pria bernama Raka sedang mengetuk pintu rumah dan pintunya pun dibukakan. “Loh Raka, apakah ini kamu?”, ujar seorang pria pemilik rumah tersebut yang bernama David, “Iya ini aku, sudah lama sekali ya kita tak bertemu, bagaimana kabarmu?”, kata Raka, “Alhamdulillah aku baik-baik saja dan sehat, mari masuk.”, sahut David, “Baiklah.”, ujar Raka. Mereka berdua duduk di ruang tamu sambil bercakap cakap bagai bebek yang kelaparan. “Apa pekerjaanmu sekarang?’, ujar David kepada Raka, “Aku sekarang memiliki pabrik semen, kalau kamu apa?”, lanjut Raka, “Ooo, aku hanya sebagai pegawai kantor.”, ujar David, “Aku berkunjung kesini ingin tahu karena aku kangen sama kampung ini, bolehkah engkau mengajakku berkeliling kampung ini?”, sahut Raka, “Tentu saja boleh untuk temanku yang sangat kurindukan ini.”, ujar David. Mereka berdua bergegas keluar rumah dan mulai berkeliling kampung.

            Mereka berjalan sekitar 100 meter dan David menunjukkan sebuah cafe yang dulunya sebuah lahan kosong yang ditanami banyak toga. “Mengapa kok berubah menjadi café begini?”, ujar Raka, “Aku juga tidak tahu karena sudah lama sekali café ini berdiri.”, ujar David. Juga terlihat anak-anak yang sedang bermain gadget di dalam café tersebut, di dalam hati Raka dia berpikir bahwa sungguh berubah kampungnya ini yang dulunya dia bermain petak umpet bersama sekarang melihat tingkah laku anak-anak yang sungguh kecanduan pada gadget. Sambil melakukan perjalanan Raka terus berpikir.
            Sambil melihat kanan dan kiri tiba lah mereka di sebuah TPA yang sangat besar dan Raka pun berkata, “tempat apa ini sepertinya aku dulu kenal?”, “Ini dulu lapangan yang biasanya tempat kita bermain, kami dan juga perusahaan yang ada di sekitar sini pada membuang sampah di sini karena sudah tidak ada lagi orang pengangkut sampah yang biasanya membuangkan sampah kami.”, ujar David. Raka termenung dengan mirisnya kondisi kampungnya saat ini.
            Mereka terus berjalan hingga akhirnya sampai di tempat dimana yang dulunya merupakan sawah yang luas menjadi pabrik-pabrik yang besar dan banyak mengeluarkan limbah dan langsung membuang limbahnya ke sungai tempat mereka mandi saat masih kecil. David pun menunjukkan lahan sawah terkhir yang masih kosong tetapi, “Ini sawah yang ada disini, tapi kabarnya akan dibeli oleh sebuah pabrik,”, kata David. Di dalam hati Raka dia teringat oleh foto yang diberikan oleh pemilik sawah bahwa sawah ini yang akan dijual kepadanya dan akan dibuat pabrik olehnya.
            Matahari mulai menuju barat mereka kembali ke rumah David dan Raka berpamitan pulang kepada David. Dia berterimakasih pada David karena telah mengajaknya berkeliling kampungnya yang telah ditinggalkannya 27 tahun dan banyak perubahan yang terjadi. Dia bergeas pulang dan menaiki mobilnya.
            Di dalam mobil dia berpikir mengenai perbedaan kampungnya yang dulu dan sekarang, tempat-tempat terindahnya bersama teman, para anak zaman sekarang, dan sawah sawah yang sudah berubah semua serta hanya tersisa satu saja sawah yang ada padahal dia ingin membeli sawah tersebut untuk membuat cabang pabrik yang baru. Itu semua membuat pikirannya semakin kacau antara pekerjaan dan kampung halamannya sehingga dia mengalami kecelakaan karena menabrak pohon yang ada di pinggir jalan. Mobilnya rusak berat, Raka luka parah, dan dia dilarikan ke rumah sakit oleh warga sekitar insiden kecelakaan tersebut. 

Oleh :
Muhammad Zacky Hafiyyan Maulana
VIII.9/18
           

2 komentar: