Teks Tanggapan
Cerpen Dua Orang Sahabat Karya A. A. Navis
Judul : Dua Orang Sahabat
Penulis : Haji Ali Akbar Navis
Tahun Publikasi : 2000
Media Publikasi : Kompas
Cerpen Dua Orang Sahabat merupakan cerpen karya Haji Ali Akbar Navis. Seperti yang kita ketahui, A. A Navis merupakan tokoh cerpen yang ternama. Salah satu karya populernya adalah cerpen Robohnya Surau Kami yang berisi kritik sosial terhadap masyarakat. Selain itu, A.A Navis juga menciptakan cerpen Dua Orang Sahabat. Cerpen ini juga menimbulkan pertanyaan di bagian penyelesaiannya atau menggantung seperti karya A.A. Navis lainnya, sehingga ceritanya memberkas di pikiran pembaca karena masih terdapat pertanyaan yang belum terjawab. Cerpen ini memiliki amanat yang bagus, yakni lita harus bisa bersahabat dengan begitu baiknya, begitu ikhlasnya, begitu mulianya juga begitu setianya meskipun di dalam persahabatan itu tidak dipungkiri pasti tetap ada perselisihan-perselisihan yang menyelimuti dari persahabatan itu juga kita bisa menjadi sosok yang berubah-berubah menjadi baik atau tidak tergantung dari persahabatan yang kita jalani. Cerita ini memiliki tokoh dan penokohan yakni, Si Kekar, Si Kekar ini berbadan besar dan kekar, juga berotot, tangguh, berani, kuat, sangar dan galak. Sepeeti kutipan dari cerpen, "Gila. Dia berani. Sekali aku pukul, pasti klenger." kata si kekar dalam hatinya. Si Kurus (Dali), Si Kurus ini berbadan kurus, tertindas, memiliki pemikiran berani dan kuat, sangat pendiam dan cuek. Seperti kutipan dari cerpen, "Mengapa dia berani? Apa dia punya ilmu? Ilmu apa? Ah, ilmu. Kalau orang Indonesia punya ilmu, tidak akan bisa Belanda lama-lama menjajah negeri ini. Tapi dia ini punya ilmu apa?" kata si kekar lagi pada dirinya. Nita, Si Nita ini tokohnya adalah wanita biasa yang ada pada jamannya, lugu, polos, baik, rendah hati, penyayang, dan setia.
Bahasa yang digunakan mudah dipahami pembaca, sayangnya terdapat kata tidak baku yakni "memlambat", "Sekali aku kecut, seumur hidup aku kau dilecehkan" kalimat tersebut tidak dapat dipahami pembaca, dan lain lain. Secara kaidah kebahasaan, ejaan dan penulisan cerpen ini perlu ditingkatkan, seperti penulisan kalimat langsung, tanda baca, maupun lainnya. Tetapi secara makna, teks cerpen ini memiliki makna mendalam dengan amanat yang baik.
Oleh : Naura Valda Prameswari
VIII.9 - 20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar