Rintik hujan jatuh sedikit demi sedikit kian lama membasahi dedaunan nan hijau, tetapi matahari tampak bersinar dengan terangnya. Orang-orang menyebutnya "hujan panas", yang katanya ada yang sedang meninggal. "Untung tadi aku jadi pakai mobil, kalau tidak basah kuyup aku sampai di kantor," ujar Erick sambil melihat langit hendak memarkir mobil di basemen kantor penyelidikan. Selesai memarkir mobil di basemen Erick naik ke ruangannya menggunakan lift.
Pagi itu bisa dibilang hari penting baginya. Namanya Erick, lengkapnya Erick William, Erick bekerja sebagai detektif ternama. Hari ini Erick diberi kepercayaan oleh polisi untuk turut serta dalam memecahkan kasus hilangnya seorang perempuan di rumah sakit jiwa di Pulau Kleisto bernama Natasha Tomlinson. "Natasha menderita gangguan jiwa, dia sampai membunuh kedua orang tuanya dan membuang mayatnya di tandon air," ujar Sammy detektif yang bertugas menyelidiki kasus ini bersama Erick.
Hari penyelidikan tiba, Erick dan Sammy datang ke Pulau Kleisto. Perjalanan dilakukan menggunakan speedboat selama kurang lebih 2 jam. Rumah sakit jiwa ini terkenal karena dibangun di pulau terpencil yang dinamai "Pulau Kleisto" dan pasiennya bukan penderita gangguan jiwa biasa. Saat masuk ke Pulau Kleisto, Erick dan Sammy merasa kagum karena pasien di sini diberikan kehidupan yang layak dan diperhatikan setiap individunya. Mereka bertemu dengan kepala RSJ, dia sudah tua tetapi masih terlihat pesona dermawannya dalam mengurus RSJ ini. "Selamat datang di Pulau Kleisto, kalian boleh melakukan penyelidikan mulai hari ini. Tetapi jangan pergi ke daerah berbatuan dekat mercusuar, di sana berbatuan sangat curam, di sana banyak bulu babi, lagi pula kalian tidak perlu ke sana karena di sana tidak ada apa-apa selain mercusuar tua," sambut pak kepala RSJ.
Erick dan Sam memasuki gedung RSJ, menuju kamar Natasha. Hari ini mereka mewawancarai semua orang yang ada di gedung termasuk para pasien. Ada seorang wanita yang menyampaikan kepada Erick bahwa tempat ini tidak aman dan jangan percaya pada siapa pun di tempat ini, dia menuliskan itu di kertas karena dia tidak ingin pengawas tahu. Erick tidak pernah memikirkan hal itu sebelumnya, untuk apa juga orang membangun rumah sakit jiwa di tengah pulau kecil dan jarang dilewati speedboat. Setelah wawancara selesai tiba-tiba Erick merasa sakit di bagian ulu hati, ternyata magnya kambuh. Penyelidikan diberhentikan sampai Erick pulih kesehatannya. Para perawat di sini memberi Erick obat dan menyuruhnya istirahat.
Pagi ini Erick terbangun oleh mimpinya yang membuatnya terheran-heran. "Belakangan ini entah kenapa aku merasakan kehadiran istriku, saat tidur aku juga memimpikannya," ujar Erick dalam hati. Selama Erick di sini dia hanya memeriksa di sekitar gedung dan tidak di daerah berbatuan di tepi pantai. Erick ingat bahwa ada penjaga yang mengatakan bahwa tidak mungkin Natasha pergi ke daerah berbatuan itu karena dia tak memakai alas kaki saat keluar. "Pak kepala RSJ juga pernah bilang jangan pergi ke sana, tapi mungkin saja ada yang mereka sembunyikan," kata Erick dalam hati. Erick membulatkan tekadnya untuk pergi ke daerah berbatuan itu, Erick menyuruh Sam untuk tidak ikut dengannya karena dia masih memikirkan apa yang dituliskan wanita yang dia wawancarai kemarin. Erick menuruni pulau menuju berbatuan curam, dia melihat ada sebuah gua, Erick mencoba untuk pergi ke sana, dipikirnya bisa saja Natasha ada di sana.
Sampai di gua itu Erick melihat ada seorang wanita yang entah siapa dia. Erick memperkenalkan dirinya, termasuk tugasnya untuk mencari Natasha di pulau ini. Wanita itu terkaget dan berkata, "Aku Natasha yang kau cari itu." Erick masih tidak percaya dengannya, tetapi wanita itu tahu kalau Erick pasti meragukannya. "Aku tidak pernah menderita gangguan jiwa, aku tidak pernah membunuh orang tuaku, lagi pula aku yatim piatu dan tinggal bersama orang tua angkatku. Asal kau tahu tempat ini tidak aman, mereka memberi semua orang di sini makanan, obat, semua yang membuat kita disangka mengalami gangguan jiwa. Jika kau meminum obat itu kau bisa mengalami halusinasi seperti melihat orang yang sudah tiada dan yang kau sayangi berkomunikasi denganmu," ujar wanita itu. Erick terkejut lalu berkata kepada wanita itu, "Tapi aku sudah mengonsumsi makanan dan obat yang mereka berikan, aku juga mengalami hal-hal seperti yang kau katakan. Apakah ini bisa diatasi?" Wanita itu mengatakan, "Jika kau sudah datang ke sini, kau akan terus berada di sini, tempat ini sudah seperti neraka, kau tahu mercusuar yang ada di sana? Itu adalah tempat mereka melakukan pembukaan otak pada pasien, mereka sudah gila! Mereka kira itu bisa menyembuhkan pasien. Bagian depannya saja dijaga dengan ketat. Sebaiknya kau tidak pergi ke sana jika tak ingin mati, lebih baik mengamankan diri di sini." "Aku tidak bisa diam saja, aku harus mengecek ke sana, terima kasih, Natasha," ujar Erick.
Cukup sulit untuk mencapai mercusuar itu. Di depannya ada dua penjaga bersenjata, tetapi Erick berhasil melawan dan memukul kepala mereka. Erick mengambil salah satu senjata mereka, kemudian masuk ke dalam mercusuar itu. Erick mendobrak pintu masuk ke dalam mercusuar itu dan didapatinya hanya seperti tempat kerja dan pak kepala RSJ seperti sudah menunggunya. "Ternyata kau Jack! Tak aku sangka kau datang kemari," ujar pak kepala RSJ. "Apa maksudmu? Aku Erick bukan Jack!" ujar Erick melawan. Dilihatnya tiba-tiba Sam datang, semakin takut dan tertekan Erick berjaga-jaga dan menodongkan senjata pada mereka. "Santailah Jack, kau terus saja bersikap seolah itu bukan kau selama sebulan ini," kata Sam. "Apa maksudmu Sam, kita baru di sini selama dua hari! Kemarin kita baru sampai ke sini!" Erick semakin melawan. "Kau sudah sebulan di sini, Jack Edward. Kau masuk ke RSJ ini karena membunuh istrimu karena depresi," ujar pak kepala RSJ. Erick melakukan pembelaan, "Aku tak membunuh istriku, dia mati karena kecelakaan!" "Ayolah Jack, apakah kau tidak ingat bahwa kau membunuh istrimu? Kau membunuhnya karena istrimu membunuh kedua orang tuamu! Kau membual tentang Natasha Tomlinson, dia itu tidak ada, kau membuatnya seolah-olah dia yang membunuh orang tuamu. Kau melakukan semua itu karena kau tidak terima istrimu membunuh orang tuamu. Kau berpura-pura seperti kau seorang detektif yang mencoba menyelesaikan kasus ini. Dan juga aku bukan Sammy, aku James. Aku adalah psikiater pribadimu, bukan detektif yang merupakan temanmu melakukan penyelidikan," ujar James, "Aku tahu kau masih tidak percaya, tapi kau menderita Dissociative Identity Disorder, Jack. Kau menderita kepribadian ganda, kau harus menerimanya." Erick tiba-tiba mendapatkan sedikit flashback tentang kejadian yang dialaminya, Erick tersadarkan dan berkata dengan sedikit bersedih dan terbata-bata, "Ya, aku sadar. Namaku Jack Edward, sebulan yang lalu aku masuk ke RSJ ini karena gangguan jiwaku. Aku juga membunuh istriku karena dia membunuh orang tuaku. Aku membual tentang Natasha Tomlinson karena aku masih tidak mau menerima kenyataan bahwa istriku membunuh orang tuaku. Aku mempunyai psikiater pribadi bernama James. Aku dikendalikan oleh kepribadianku yang lain yaitu Erick William."
Keesokan harinya mereka ingin mengembalikan Erick karena dia sudah tidak menunjukkan gejala penyakit yang dideritanya. Erick duduk di halaman depan gedung RSJ melihat pasien berjalan ke sana kemari bersama para perawat dan melihat indahnya pemandangan laut di pagi menjelang siang hari. Disapanya James yang datang dan duduk di sampingnya. Erick berkata padanya, "Tempat ini berbahaya Sammy, kita harus segera mencari speedboat untuk keluar dari pulau gila ini." James memandangi Erick sebentar, kemudian memandangi pak kepala RSJ di kejauhan dan menggeleng-gelengkan kepalanya pada pak kepala RSJ.
Oleh:
Bella N. D. Hutapea
VIII.9/06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar