Daftar Mata Pelajaran

Selasa, 18 September 2018

TRAGEDI GENOSIDA JALAN RAYA POS, JALAN DAENDELS - Karya Pramoedya Ananta Toer


Judul : Jalan Raya Pos, Jalan Daendels
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit              : Lentera Dipantara
Alamat penerbit : Multi Karya II/26 Utan Kayu, Jakarta Timur
Tahun terbit : Oktober 2005 (cetakan pertama)
Tebal halaman : 148 halaman
Ukuran buku : 13 x 20 cm


Jalan Raya Pos, Jalan Daendels merupakan kesaksian tentang peristiwa genosida kemanusiaan paling mengerikan dibalik pembangunan jalan yang membentang 1000 kilometer sepanjang utara pulau Jawa, dari Anyer hingga Panarukan. Buku ini ditulis oleh salah satu legenda satrawan besar Indonesia yang sudah tak asing namanya di dunia kesastraan. Karena aksinya dalam dunia satra dan kebudayaan, Pramoedya Ananta Toer, atau yang sering disebut sebagai Pram, dianugerahi sebanyak  penghargaan 12 dari luar negeri. Sampai akhir riwayatnya, beliau berkali-kali masuk dalam daftar Kandidat Pemenang Nobel Sastra. Lewat buku ini, Pram mengungkap sebuah kesaksian atas peristiwa pembantaian manusia Pribumi di balik pembangunan Jalan Raya Pos.

Buku ini ditulis secara rinci peristiwa-peristiwa yang terjadi pada sekitar 39 daerah yang dilalui Jalan Raya Pos, tanpa pembagian bab. Pram menuliskan baik kota-kota besar, seperti Batavia, Bandung, Semarang, Surabaya, maupun kota-kota kecil yang jarang terdengar di telinga orang awam, seperti Bangil, Juwana, Losari, Weleri, dan lain-lain. Pembagian daerah-daerahnya dimulai dengan kota asal Pram, yaitu Blora-Rembang, dilanjut dengan Lasem, Anyer, Cilegon, Banten, Tangerang, Batavia, Meester Cornelis/Jatinegara, Depok, Buitenzorg/Bogor, Priangan, Cianjur, Cimahi, Bandung, Sumedang, Karangsembung, Cirebon, Losari, Brebes, Tegal, Pekalongan, Batang, Weleri, Kendal, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Juwana, Rembang, Tuban, Gresik, Surabaya, Wonokromo, Sidoarjo, Porong, Bangil, Pasuruan, Probolinggo, Kraksaan, Besuki, dan berakhir di Panarukan. 

Pada setiap daerah, dipaparkan secara rinci mengenai sejarah terbentuknya daerah-daerah tersebut, seperti pemberian nama terhadap kota-kota tersebut. Penjelasan tentang segala dampak dari pembangunan Jala Raya Pos, hingga keadaan daerah-daerah tersebut pada masa penulisan buku ini. 

Genosdia manusia-manusia Pribumi tidak hanya disebebabkan oleh kelaparan dan kelelahan, namun juga disebabkan oleh wabah malaria yang merajalela. Tidak pernah dilaporkan secara rinci berapa banyak korban jiwa dalam genosida ini. Terdapat laporan dari sumber Inggris bahwa seluruh korban yang tewas akibat pembangunan Jalan Raya Pos sebanyak 12.000 orang. Hanya jumlah tersebut yang tercatat, namun diyakini bahwa jumlah korban jiwa lebih dari itu. Selama genosida ini tak pernah ada yang secara resmi menylidiki terkait korban jiwa akibat pembangunan jalan ini.

Tidak hanya sisi-sisi kelam saja yang diungkapkan oleh Pram di buku ini. Beliau menuliskan beberapa penggalan kenangan dirinya pada daerah-daerah di sepanjang Jalan Raya Pos yang pernah beliau kunjungi. Terdapat pengalaman lucu, mengesankan, pahit, bahkan tidak istimewa yang pernah beliau alami di selipakan di buku ini.

Dalam buku ini, Pram menyebut-nyebut beberapa genosida yang awalnya dilakukan oleh Jan Pieterz Coen pada tahun 1621 di Bandaneira, genosida Jalan Raya pos yang dilakukan oleh Daendels pada tahun 1808, Cuulturstelsel atau sering diebut tanam paksa yang dilakukan oleh Van Den Bosch, genosida pada zaman penjajahan Jepang di Kalimantan, genosida oleh Westerling pada tahun 1947, hingga genosida di awal pemerintahan Orde Baru.

Di akhir buku, Koesalah Soebagyo Toer menuliskan "Dan Siapa Daendels". Bagian ini menjelaskan secara singkat namun terperinci siapa itu Daendels. Selain itu, terdapat bagian datar pustaka yang menyajikan sumber-sumber yang digunakan Pram untuk menyusun buku ini hingga sedemikian rupa dapat mencakup semua sejarah tentang pembangunan jalan yang telah menelan puluhan ribu jiwa.

Dalam buku ini pembaca dapat seolah-olah melihat dan merasakan betapa sadis dan mengerkannya genosida yang dilakukan para penjajah terhadap warga Pribumi. Pram meuliskan buku ini seakan-akan pernah berada di setiap daerah yang dibahasnya. Dengan bantuan dari berbagai sumber bahan, dari wawancara maupun buku dan jurnal, dan termasuk pengetahuan serta pengalaman beliau sendiri, beliau dapat menyatukan itu semua dalam satu buah buku yang telah mencakup hampir semua yang terjadi selama peristiwa genosdia di balik pembangunan Jalan Raya Pos.

Novel ini disuguhkan dengan bahasa berbobot khas penulis zaman lawas. Novel ini dapat menjadi bahan pembelajaran sastra Indonesia sekaligus di bidang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Bagi anda yang tidak tertarik akan dua hal tersebut, juga bisa menambah pengetahuan terkait sejarah masa penjajahan Indonesia lewat buku ini. Mungkin kalimat yang digunakan Pram sedikit sulit dipahami bagi siwa sekolah mengah pertama, namun buku ini sangat direkomendasikan bagi dewasa agar memiliki pengetahuan yang lebih luas terhadapa sejarah Indonesia.

Sayangnya novel ini tidak memuat peta yang jelas menggambarkan rute-rute Jalan Raya Pos. Peta yang disajikan di buku ini hanyalah sebuah peta kuno yang diambil dari Rijks Museum Amsterdam. Peta yang dimuat dalm buku ini tidak menyajikan gambar yang jelas dan utuh dan huruf yang dicetak tidak begitu terlihat sehingga menyulitkan para pembaca untuk mendapatkan informasi gambaran jalan yang dibuat Daendels sepanjang 1000 kilometer yang membentang dari Anyer ke Panarukan ini. terdapat juga beberapa kesalahan kecil, yaitu typo atau bisa disebut kesalahan cetak. Seperti kesalahan cetak kata "Kali Kamal", yang sebenarnya adalah "Kali Pamali".

Diulas oleh : 
Fidela Faya Felicya
VIII.9 / 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar