Daftar Mata Pelajaran

Selasa, 18 September 2018

Balasan dari sebuah kejahatan (Calon Arang) karya Pramoedya Ananda Toer

Judul novel : Cerita Calon Arang
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Halaman : 100
Tahun terbit : 2003
Kategori : Sejarah Fiksi
Desain buku : M.Bakkar Wibowo dan Ong Hari Wahyu
Kulit muka : Ong Hari Wahyu
Pencetak novel : Grafika Mardi Yuana


                  Cerita Calon Arang adalah novel karya Pramoedya Ananda Toer. Tokoh utama di dalam novel ini bernama Calon Arang. Dalam novel ini diceritakan bahwa, Calon Arang adalah seorang perempuan janda setengah tua yang tinggal di dusun Girah. Calon Arang juga memiliki seorang anak perawan yang berusia 25 tahun, ia bernama Ratna Manggali. Gadis ini memiliki paras yang sangat cantik, tetapi tak ada seorang pun yang berani melamarnya karena takut pada ibunya yaitu Calon Arang. Karena Calon Arang memang memiliki sikap buruk, ia senang sekali menganiaya, membunuh, merampas, dan menyakiti sesama manusia. Calon Arang dapat saja berkuasa karena ia adalah teluh (dukun yang merusak orang dengan ilmu gaib), ia memiliki banyak sekali  pengikut serta murid yang berguru padanya. Ratna Manggali merupakan anak tunggal yang sangat disayangi oleh Calon Arang, tetapi karena sikap ibunya tidak ada satupun gadis yang mau berteman dengannya. Semua orang takut dan berhati – hati saat bertemu dengan Ratna Manggali dan Calon Arang.



                  Calon Arang dan pengikutnya sudah terkenal dikalangan masyarakat akan kejahatannya,        lama-lama Calon Arang marah karena banyak yg tidak suka padanya, kemudian ia memanggil murid – muridya yang terkemuka, tak banyak pertimbangan Calon Arang dan muridnya pun berangkat ke Candi Durga yang disebut Bagawati. Di dalam Candi Calon Arang memuja dewinya dengan maksud membunuh banyak orang. Mereka melakukan ritual – ritual yang sepertinya terlihat aneh. Setelah dewi itu bangkit calon arang meminta supaya membangkitkan penyakit untuk menumpas banyak orang. Dewi itu pun memenuhi permintaan Calon Arang, Calon Arang dan muridnya sangat senang karena akan banyak sekali orang yang akan mati. Dusun ini semakin lama semakin sepi karena banyaknya jumlah warga yang mati karena terkena teluh Calon Arang. Berita tentang menyebar nya teluh Calon Arang telah didengar oleh Sri Baginda Erlangga, beliau sangat sedih mendengar penderitaan yang harus ditanggung oleh rakyatnya, suatu hari di alun alun penuh oleh penduduk yang ingin mendengarkan keputusan Sri Baginda Erlangga,  mereka berharap supaya Baginda mengirimkan balatentara untuk memusnahkan Calon Arang dan semua muridnya.

             Sesampainya di Dusun Girah, mereka sedikit kesulitan mencari rumah janda tua itu karena saat malam hari disana sangat gelap dan tidak ada satupun orang yang berani ronda malam di pos pos, setelah mereka menemukan rumah Calon Arang tiga balatentara mengintip dari jendela dengan membawa pedang terhunus, dan tiba tiba tangan ketiga prajurit tersebut kaku kejang terkena teluh Calon Arang. Saat Calon Arang bangun dari tidurnya ia melihat ketiga prajurit yang tengah kaku kejang karena terkena teluhnya, i sangat murka matanya merah dan sekejap saj amarahnya menyemburkan api hingga ketiga prajurit tersebut tewas terbakar oleh Calon Arang. Kemudian Sri Baginda Erlangga memerintahkan para pengawalnya untuk  menangkap Calon Arang san semua muridnya, dan jika Calon Arang melawan dapat dibunuh atas perintah Sri Baginda Erlangga, terdengar lah suara sorak – sorai para penduduk yang ada di alun alun tersebut.  Kemudian Sri Baginda Erlangga memerintahkan para pengawalnya untuk meminta bantuan  kepada Empu Baradah, yaitu seorang pendeta yang diakui kesaktiannya. Empu Baradah memiliki ide untuk melunakkan hati Calon Arang dengan menikahkan Ratna Manggali dengan Empu Bahula.

                 Pernikahan Ratna Manggali dan Empu Bahula dirayakan secara besar – besaran. Pada suatu hari Empu Bahula itu melihat Calon Arang yang sedang pergi meneluh dengan membawa sebuah kitab ditangannya. Ratna Manggali mengungkapkan bahwa ibunya yaitu Calon Arang memiliki sebuah kitab rahasia yang merupakan sumber kesaktiannya, Empu Bahula sangat penasaran dengan kitab tersebut. Hingga suatu malam ia meminta kepada istrinya untuk mengambil kitab itu, saat Calon Arang lengah Ratna Manggali segera mengambil kitab tersebut. Setelah berhasil, kitab itu diambil oleh Ratna Manggali dan diberikan kepada Empu Bahula. Dari kitab tersebut  semua kesaktian Calon Arang dapat terbongkar. Dan berkat kesaktian yang dimiliki oleh Empu Baradah dan kitab tersebut, Calon Arang pun bisa ditaklukan oleh Empu Baradah. Calon Arang pun mati, setelah kematian Calon Arang, si tukang teluh, Negara Daha khususnya Dusun Girah menjadi lebih aman, nyaman dan kembali makmur. Para penduduk sudah tidak merasa takut dan terancam lagi,  mereka sudah bisa menjalani hidup dengan tenang tanpa rasa takut akan sihir atau penyakit yang dapat menyerang para penduduk dan bisa menyebabkan kematikan.

                  Novel “ Cerita Calon Arang” merupakan novel yang sesuai dengan sejarah di masa lampau. Tema dari Novel ‘’Cerita Calon Arang’’ ini mengangkat tema tentang rakyat. Alur dari Novel ini menggunakan alur maju. Karena menceritakan perkembangan masalah dan penyelesaian konflik, yang diceritakan secara runtut dan jelas.Tokoh dan penokohan yang ada dalam Novel ini yaitu :

Antagonis

1. Calon Arang
Suka dengan kesusahan orang lain.
 Calon Arang memang memiliki sikap buruk , Ia sering menganiaya sesama manusia, membunuh, merampas, dll. Calon Arang saat ini dapat berkuasa, karena ia tukang teluh dan punya banyak ilmu ajaib untuk membunuh orang.

Tidak suka pada orang baik.
Ia tak suka pada orang yang dianggap orang yang berbudi.hatinya jadi iri bila mendengar itu. Karena itu,ia marah.

Sayang pada anaknya
Walaupun ibunya seseorang yang jahat,tetapi jika kepada anaknya ia juga sayang padanya.

Tidak disukai banyak orang
Lama lama marahlah Calon Arang karena banyak orang yang tidak suka padanya.

2. Dewi Durga

Ia mengabulkan semua permintaan jelek dari Calon Arang
“Ya, Dewi, berilah hamba izin untukmembangkitkan penyakit buat menumpas banyak orang ”
“Itukah maksudmu memanggilku, anakku?” kata Dewi Durga.
“Demikianlah, Dewi,” Ujar Calon Arang.
“Jangan Kau kuwatirkan apapun. Akan aku izinkan kau membangkitkan penyakit itu. Dan akan banyak sekali orang yang mati karenanya”

3. Ibu Tiri Wedawati

Tidak suka pada Wedawati
Ibu wedawati sangat sayang pada anaknya. Tetapi sikapnya sungguh berbeda terhadap Wedawati. Karena ia tak suka padanya.

Pemarah
Ibu Wedawati memarahi Wedawati semaunya.Wedawati sangat bingung mendapat marah sehebat itu dari ibu tirinya.

Pilih kasih
Sudah lama ibunya ingin Wedawati pergi dari rumah. Ibunya ingin agar semua kasih sayang Empu jatuh pada anak lelakinya. Karena itu, Ibu tiri Wedawati mencari cari alasan untuk memarahi Wedawati.

Protagonis

4. Empu Baradah

Suka Menolong
Lagipula ia selalu ramah dan senang menolong orang yang sengsara, dan tak pernah menolak bila orang datang untuk meminta tolong.
Empu Baradah sungguh berebeda dengan calon arang. menolong orang adalah pekerjaan yang sangat diutamakannya
.
Saleh
Empu Baradah orang yang salehdan taat benar pada agamanya. Ia selalu bertakwa pada Dewanya.

5. Wedawati

Ramah
Selain molek, ia pun ramah seperti ayahnya. Tak mau ia merugikan orang lain. Tak mau neyedihkan sesama manusia.
Cekatan
Ia sudah bekerja, cekatan pula.Semua tingkah lakunya jadi buah percakapan dan dibuat contoh oleh gadis-gadis di seluruh Lemah Tulis.
Sayang pada ibunya
Ia begitu cinta pada ibunya itu. Dan ibunya begitu cinta padanya.
Suka menolong
”semua manusia bersaudara satu sama lain,” pikirnya. ”karena itu, tiap orang membutuhkan pertolongan ”

6. Erlangga

Berbudi, Baik hati
Yang memperintah negara itu ialah seorang Raja. Erlangga namanya. Baginda terkenal bijaksana dan berbudi.
Dicintai Rakyat
Karena ramah tamah dan sering memperlihatkan diri pada rakyat, maka baginda pun dicintai rakyatnya.

7. Bathara/ Dewa Guru

Memberi Petunjuk Yang baik
  ialah si pendeta dari Lemah Tulis. Empu Baradah Namanya, seorang pertapa yang lulus dalam segala macam ilmu.’’

8. Kanduruan

Patuh Pada Raja
Sehabis perintah Sri Baginda Erlangga, kanduruan segera melompat ke atas kudanya dengan diiringi pasukannya.

> Tritagonis

9. Ratna Manggali

Menutupi dan dan menentang perbuatan ibunya
Dia menyembunyikan keberadaan ibunya yaitu Calon Arang saat di tempat ibadahnya. Dan menceritakan pada suaminya tentang kejelekan ibunya yaitu si Calon Arang.

Latar yang digunakan yaitu :
 Dusun Girah, Istana, Pertapaan Empu Baradah,  Pertapaan Calon Arang, Pertapaan Empu
Kuturan, Rumah Kepala Dusun,  Rumah Calon Arang,  Rumah Empu Baradah
Sudut Pandang
Sudut pandang dari orang ke tiga, yaitu menggunakan kata dia, beliau, dan mereka.

Amanat :
~ Kita tidak boleh bertindak egois
~ Masih ada yang lebih sempurna dari kita
~ Kebenaran pasti menang
~ Jika ingin bertindak, harus dipikir berkali kali resikonya.

Dalam Novel “Cerita Calon Arang” bahasa yang digunakan pada novel ini lumayan mudah dimengerti, meskipun dalam novel ini masih banyak kata kiasan. Dalam novel ini menceritakan sebuah kisah dari seorang penyihir tua yang sangat jahat yang pada akhirnya ia pun dapat dibalas oleh Empu Bahula. Pesan yang dapat diambil dari Cerita Calon Arang ini adalah  semua manusia itu bersaudara satu sama lainnya, karena itu tiap orang yang membutuhkan pertolongan tiap orang keluar dari satu turunan, karena itu satu sama lainnya adalah saudara. Buku ini memberikan banyak pengajaran yaitu: Jujur,Tegas, Berani,dll. Buu ini walaupun memiliki sedikit halaman tetapi sudah dapat memberikan pengajaran kepada pembacanya.


Nama : Vika Clara A
Kelas : 8.9
No : 23

Tidak ada komentar:

Posting Komentar