Judul : Jalan Raya Pos,
Jalan Daendles
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Tahun terbit : 2005
Jumlah halaman : 148 halaman
Pramoedya Ananta Toer merupakan seorang
pemahat karya yang hampir semuanya adalah karya tulis. Hampir setengah hidupnya
dihabiskan dalam penjara. Berbagai penjara yang menaungnya, namun beberapa
karyanya lahir dari tempat purba ini. Banyak sekali karyanya dilarang dan
dibakar. Termasuk buku ini, buku ini awalnya tidak boleh diterbitkan karena
mengandung unsur kelam, namun diperbolehkan setelah berbagai pertimbangan.
Sejak tahun 1988, buku ini diakui oleh negara yang besar. Buku ini telsh
mendapatkan penghargaan. Seperti pengharhaan pada tahun 1988 di Amerika
Serikat.
Dalam buku ini diceritakan sejarah
pembangunan jalan raya pos dan sejarah kekejaman Daendels. Bagaimana ia
memaksakan warga untuk kerja oaksa, berapa banyak nyawa yang terkubur di bawah
ruas jalan tersebut.Mungkin bangsa Indonesia telah memiliki jalan dengan banyak
fungsi, namun harus membayar dengan mahal dalam pembuatan jalan tersebut. Dan
jalan tersebut merupakan jalan yang telah direncanakan Daendels.
Bercerita tentang kota – kota yang
dilewati jalan Daendels secara urut mulai dari Blora dan sekitarnya, hingga
dibawa ke titik awal jalan Anyer. Dijelaskan pula kota – kota yang terlewati
jalan raya pos ini. Jalan berterus ke Timur yang akhirnya berada di titik akhir
yaitu Panarukan. . Karena kekejaman Daendels, Indonesia mulai terkenal dengan
nama “ Negeri Budak “ karena Indonesia dianggap merpukan bangsa dengan mental
budak. Dan budsk dsri semua bangsa. Beberapa saat penulis memaparkan data
sejarah yang asli, namun tidak sedikit pula dengan cerita kenangan penulis itu
sendiri.saat singgah di kota tersebut.
Dengan buku ini saya mulai berpikiri
bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya tapi lemah dan gampang tertipu daya.
Saya mendapatkan pernyataan tersebut berdasarkan apa yang telah saya baca
selama ini. Bertemakan sejarah dan menyebutkan bermacam kota dengan teliti,
buku ini dapat dijadikan motivasi bangsa kedepannya agar tidak mau dijajah
lagi. Selain itu, kita disuguhkan suasana yang cukup kesal karena melihat
bangsa kita sendiri yang sedang diperbudak oleh Daendels.
Amanat yang
dapat dipetik juga berdasarkan seberapa besar pemahaman pembaca terhadap buku
ini. Namun menurut saya, buku ini beramanat agar Indonesia menjadi bangsa yang
lebih baik, sebaiknya kita cukup merasakan masa lalu yang kelam namun masa
depan kita dapat bersinar terang.
Buku bertema sejarah ini patut kiat nilai sari sarinya.
Mungkin kita dapat mengubah bangsa dengan mempelajari masa lalu. Meski ini buku
lama, namun harus tetap terjaga hingga nanti. Karena buku merupakan kesaksian
sejarah, dan dengannya banyak sekali hal yang dapat kita pelajari.
Kelebihan yang dimiliki buku ini seperti suasana kesal
dan membara yang telah disuguhkan dari awal. Buku ini juga berisi fakta serta
opini dari pengarang yang mungkin dapat kita lihat sedikit demi sedikit. Hingga
ketebalan buku yang cukup tipis namun berisi banyak. Adapun kekurangan yang
dimiliki buku ini. Seperti jalan cerita yang tidak terlalu terfokus. Hal ini
bisa membuat pembaca yang masih kecil kebingungan dengan isinya. Namun tidak
apa – apa, sebab kelak dia pasti akan memahami isi dari buku bacaan ini.
Karya : Rayhan Andrasakti R. ( 8.9 / 21 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar