Daftar Mata Pelajaran

Selasa, 18 September 2018

PENYESALAN HIDUP "HARIMAU ! HARIMAU !" - Karya Mochtar Lubis


Judul : Harimau ! Harimau !
Pengarang : Mochtar Lubis
Penerbit : Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Tahun terbit : 1992
Tahun ditulisnya : 1975
Tebal halaman : 214 halaman
Ukuran buku : 11 cm x 17 cm

            Harimau ! Harimau ! telah mendapat Hadiah Yayasan Buku Utama sebagai penulisan sastra terbaik pada tahun 1975 yang ditulis oleh Mochtar Lubis. Mochtar Lubis merupakan pengarang ternama yang dilahirkan tanggal 7 Maret 1922 di Padang.  Buku ini dapat dibaca sebagai sebuah cerita petualangan di rimba raya oleh sekelompok pengumpul damar yang diburu oleh seekor harimau kelaparan. Berhari hari mereka mencoba menyelamatkan diri mereka, dan seorang demi seorang di antara mereka jatuh menjadi korban terkaman harimau.

Di dalam hutan terdapat sumber-sumber nafkah hidup manusia seperti: rotan, damar, dan berbagai bahan kayu. Tujuh orang pria yang terdiri dari Pak Haji Rakhmad, Wak Katok, Pak Balam, Sutan, Buyung, Talib, dan Sanip telah seminggu lamanya tinggal di dalam hutan mengumpulkan damar. Mereka mencari nafkah dengan mengumpulkan damar untuk istri dan anak-anaknya di kampung Air Jernih, terkecuali Buyung, ia satu-satunya yang paling muda diantara mereka dan belum menikah.
            Mereka bertujuh selalu bersama-sama pergi mengumpulkan damar, meskipun mereka sebenarnya tak berkongsi, dan masing-masing menerima hasil penjualan damar yang dikumpulkannya sendiri. Mereka merasa lebih aman dan lebih dapat bantu-membantu melakukan pekerjaan. Wak Katok merupakan pemimpin rombongan pendamar itu. Yang muda-muda seperti Talib, Sanip, Sutan, dan Buyung, mereka semua murid pencak Wak Katok. Mereka juga belajar ilmu sihir dan gaib pada Wak Katok. Mereka termasuk orang baik di mata orang kampung.
          Dari kampung Air Jernih ke hutan, ada seminggu jauhnya berjalan kaki. Mereka membawa beras, cabai, asam, garam, da panci, kopi, dan gula untuk perbekalan mereka selama berburu damar di hutan.Selain mancari damar, mereka juga berburu rusa. Di hutan terdapat huma kepunyaan Wak Hitam. Di sebuah pondok di ladang Wak Hitamlah mereka selalu bermalam selama berada di hutan. Wak Hitam mempunyai empat orang istri, namun istri yang paling mudalah yang menemaninya di huma. Ia bernama Siti Rubiyah. Ia masih muda dan cantik. Wak Katok maupun muridnya yang muda-muda diam-diam menyukainya, namun sebenarnya mereka takut pada Wak Hitam yang mempunyai ilmu sihir yang hebat. Siti Rubiyah dipaksa orangtuanya menikah dengan Wak Hitam. Wak Hitam menikahinya Siti Rubiyah  hanya untuk memakai kemudaannyauntuk mempermuda dirinya sendiri. Ada cerita yang mengatakan bahwa Wak Hitam bersekutu dengan ibis, setan, dan jin, dan dia memelihara seekor harimau siluman. Saat itu Wak Hitam sedang sakit demam yang tak kunjung sembuh, dengan sabar Siti Rubiyah merawatnya.
           Setelah mereka berminggu-minggu mengumpulkan damar dan menumpang di huma Wak Hitam, mereka berniat untuk pulang ke kampungnya membawa semua damar yang berhasil mereka kumpulkan. Di tengah perjalanan mereka sempat berburu rusa. Di pinggir sungai mereka beristirahat untuk makan malam dengan hasil buruan mereka. Disana mereka membuat sebuah pondok dan api unggun. Pak Balam ketika sedang berhajat tiba-tiba ia diserang oleh seekor harimau yang besar. Ia diseret ke tengah hutan. Kawan-kawannya dengan sigap menyelamatkan Pak Balam bermodal senapan latuk milik Wak Katok dan parang panjang. Pak Balam berhasl diselamatkan namun dalam keadaan yang sangat parah. Pak Balam akhirnya bercerita bahwa ini semua terjadi akibat dosa-dosa yang telah mereka lakukan di masa lalu. Satu per satu pun diantara mereka menjadi korban harimau. Nyawa Pak balam, Talib, dan Sutan tak dapat diselamatkan akibat diserang oleh harimau yang mengikuti perjalanan mereka.
            Yang tersisa hanyalah Pak Haji, Wak Katok, Sanip dan Buyung. Wak Katok marah, ia tidak senang setelah Pak Balam di masa kritisnya sebelum meninggal, ia menceritakan segala dosa-dosanya yang terdahulu kepada teman-temannya. Mulai dari situ terbongkarlah sosok Wak Katok yang sesungguhnya. Selama ini ia berpura-pura menjadi orang yang ahli silat, ia juga sebenarnya dukun palsu. Ia berniat untuk menyelamatkan dirinya sendiri dengan modal senapan miliknya. Sampai akhirnya terjadi pertikaian di antara mereka dan jatuhlah korban. Pak Haji meninggal setelah di tembak Wak Katok dengan senapan miliknya.
          Dari kejadian itu Buyung dan Sanip mengatur strategi untuk bisa mengambil senapan itu dari tangan Wak Katok. Diikatnya Wak Katok dan ia dijadikan umpan agar harimau itu dapat Buyung bunuh. Sebelum meninggal, Pak Haji pernah berkata bahwa  “Bunuhlah lebih dahulu harimau dalam hatimu dan percayalah pada Tuhan”. Kata-kata itu menyadarkan Buyung bahwa ia harus percaya adanya Tuhan yang selalu melindungi dan jangan menaruh dendam pada orang lain. Dengan senapan yang berhasil di ambil dari tangan Wak Katok, Buyung akhirnya berhasil menembak mati harimau itu sebelum ia menyerang Wak Katok. Buyung dan sanip bahagia, mereka telah berhasil menembak mati harimau yang telah menyebabkan hidup mereka menjadi tidak tenang dalam perjalanan dan telah menjatuhkan korban yang tak lain kawan-kawannya yang telah meninggal dunia.

            Buku ini bertemakan penyesalan akan kesalahan di masa lalu dan mengenai masalah tahayul, ilmu magis, yang berkembang pada masyarakat Indonesia di masanya. Tetapi kita harus sadar bahwa kuasa tuhan adalah segala – galanya, dan mutlak adanya. Penokohan pada cerita ini :
1. Pak Haji Rakhmad berwatakan realistis dan taat pada tuhan
2. Wak Katok berwatakan pemaksa, penipu, dan orang bermuka 2
3. Buyung, dia merupakan murid Wak Katok yang panadai dalam bersilat,
    dan berwatakan baik hati, suka menolong, serta pandai
4. Sanip berwatakan jujur, apa adanya, tetapi suka mencuri
5. Pak Balam, dia merupakan orang yang jujur dan pasrah pada tuhan
6. Sutan, dia juga merupakan murid Wak Katok, yang suka menyindir, dan mencuri
7. Talib berwatakan suka mencuri, dan keras kepala
8. Wak Hitam, dia merupakan maha guru dari Wak Katok, dia memiliki watak suka
    mengeluh, kejam, dan ingin menguasai segalanya
9. Siti Rubiah, dia merupakan istri muda Wak Hitam, dan Siti Rubiah suka malamun,
    dan kurang berani dalam mengambil keputusan.

Adapun alur yang terdapat dalam novel Harimau ! Harimau ! adalah alur maju (progresif), hal ini dikarenakan cerita menceritakan kejadian dari awal sampai akhir tanpa adanya unsur kejadian masa lampau.
Kelebihan buku :
Cover novel ini bagus, dengan perpaduan warna orange dan hitam  serta gambar seekor harimau dan seseorang yang sedang memegang senapan. Dari sini pembaca dapat merasakan bahwa cerita dalam novel ini pasti penuh dengan ketegangan. Selain itu gaya bahasa yang digunakan juga mudah dipahami oleh pembaca.
Kekurangan buku:
 Terdapat kata-kata yang kasar dalam novel ini. Dimana kata-kata itu muncul saat konflik yang terjadi antar tokoh, contohnya seperti kata “bangsat”. Terdapat beberapa kalimat yang menggambarkan pornografi, sehingga dari sini dapat diketahui bahwa novel ini di tujukan untuk orang dewasa. Selain itu juga terdapat beberapa kata-kata yang salah ketik  dan beberapa kalimat yang tidak sesuai dengan EYD dalam novel ini. Akhir cerita dalam novel ini tidak jelas, seolah-olah ceritanya masih bersambung.


              Diulas Oleh : Arya Aditama
                                 VIII.9 / 04



       
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar