Kamis, 23 Agustus 2018
"Tingginya Tingkat Kematian Para Pendaki Everest" oleh: Tualang Noer C
"Tingginya Tingkat Kematian Para Pendaki Everest" Oleh Tualang Noer C VIII.9/(22)
Mendaki adalah salah satu hobi dan olahraga yang menyehatkan tubuh. Mendaki juga dapat memberkan suatu kebanggaan dan kebahagiaan tersendiri jika dapat berhasil mencapai puncak gunung yan dituju. Meski begitu, mendaki juga memiliki banyak sekali resiko yang sangat berbahaya. Gunung Everest merupakan salah satu sasaran mendaki yang tidak kalah beresiko dengan gunung gunung yang lain. Gunung Everest sendiri merupakan gunung tertinggi di dunia yang mencapai ketinggian 8.848m dpl. Gunung Everest terletak di Solokhumbu, Nepal.
Selain membutuhkan pemandu yang handal, persiapan sebelum mendaki juga sangat dibutuhkan oleh seluruh pendaki pendaki. Terkadang, kurangnya persiapan sebelum mendaki menjadi faktor gugur nya pendaki di semua gunung, khususnya Gunung Everest. Gunung ini sudah menelan puluhan hingga ratusan pendaki sejak awal pendakian dibuka. Dari awal tahun 2017 sampai sekarang, tercatat sekitar 15 pendaki meninggal di tempat, tak hanya pendaki beberapa Sherpa pun ikut menjadi korban Sang Everest. Tercatat, korban pendakian Everest mulai tahun 2015, 29% diakibatkan oleh disebabkan cuaca seperti terkena guguran salju, dan 23% disebabkan terjatuh.
Selain menjadi pelajaran bagi para calon pendaki, biasanya para mayat pendaki dijadikan sebagai pemandu arah oleh para pendaki lain seperti mayat Tsewang Palijor dan David Sharp yang dijuluki sebagai si boots hijau. Karena tempat yang sulit diraih dan kemungkinan evakuasi sulit untuk dilakukan, para mayat pendaki biasanya hanya diberi kain diatasnya sebagai penanda bahwa orang itu sudah meninggal dan tidak dimakamkan secara layak. Oleh karena itu, Everest juga sering dijuluki sebagai pemakaman yang tragis.
Hingga sekarang, mendaki masih menjadi hobi yang bias menghilangkan nyawa dengan mudah. Untuk itu, kita harus memikirkan dengan panjang sebelum mendaki gunung tersebut.
OLEH: TUALANG NOER CARSTENZA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar