Daftar Mata Pelajaran

Sabtu, 25 Agustus 2018

DI BALIK MUKA KAYU KHAS KOTA MALANG

karya : Dafitri Zahra Eriana Prasetya / VIII.9 / 07

            Kerajinan yang merupakan kerajinan khas kota malang, yaitu topeng Malangan. Topeng Malangan ada banyak jenisnya. Namun sekarang sudah terbukti turunnya minat anak bangsa yang tertarik pada kesenian tradisional contohnya topeng malangan ini. Rata rata mereka menganggap sesuatu yang tradisional adalah sesuatu yang membosankan dan jadul. Mereka lebih tertarik pada gadged yang berisi game online.


            Kesenian topeng Malangan ini tentunya tidak muncul begitu saja, melainkan ada sejarah dibalik itu, dalam catatan sejarah, topeng Malangan telah dikenal sejak 760 Masehi. Tepatnya, sejak zaman Mpu Sendok. Dulu topeng Malangan ini terbuat dari emas dan biasanya dikenal dengan istilah puspa sariro yang artinyabunga dari hati yang paling dalam. Dan merupakan symbol pemujaan Raja Gajayana terhadap ayahandanya yaitu Dewa Siwa. Semakin lama zaman semakin berkembang dan fungsi topeng beralih menjadi kesenian tari.
            Topeng Malangan memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan topek asal daerah lainnya. Ciri ciri khasnya yaitu :
1.      Bentuk hidung
Bentuk hidung seperti pagot (pisau alat pengukir) kecil mencerminkan watak lembut. Bila menyerupai pagot ukuran sedang atau menyerupai ujung parang mencerminkan tokoh yang gagah berani. Sedang hidung pesek, kecil menunjukan watak penuh pengabdian, biasanya untuk tokoh punakawan.

2.      Bentuk mata
Mata topeng berbentuk butir padi menunjukan tokoh jujur, sabar, lembut, gesit, dan perwira. Berbentuk seperti biji kedelai menunjukan tokoh perwira, tangkas, pemberang, gagah berani yang biasanya terdapat pada tokoh satria. Bentuk mata yang mentheleng (membelalak) menunjukan tokoh yang pantang mundur, gagah berani. Bila topeng bermata besar dan melotot menunjukan watak gagah perkasa, keji, angkara murka.

3.      Bentuk bibir / mulut
Bibir atau mulut juga meunjukan karakter tokoh – tokoh, antara lain bibir tekatup menunjukan tokoh berwatak gagah berani, sedikit terbuka menunjukan watak watak lembut dan luhur budi. Topeng berbibir terbuka dengan deretan gigi menunjukan tokoh berwatak sok gagah, sok berani. Mulut topeng terbuka lebar, gigi tampak, kadang – kadang bertaring menunjukan watak galak yang angkara murka.

4.      Warna topeng
Warna juga dimaksudkan untuk mengambarkan karakter tokoh. Warna merah menunjukan tokoh berwatak angkara, jahat, berani. Merah jambu menggambarkan tokoh yang keras hati, warna biru tua menunjukan tokoh dengan kekuatan magis, biru telur menunjukan tokoh baik hati, putih menunjukan kesucian, dan hitam menggambarkan tokoh yang bijak dan teguh.
Dalam pertunjukannya, terdapat beberapa aturan seperti unsur pendukung dan struktur pertunjukan. Unsur pendukung yang dimaksud adalah seperti berikut.
1.      Ki dalang
Merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan pertunjukan. Tugas dalang adalah sebagai berikut :
a.       menyampaikan cerita atau lakon baik melalui tembang maupun kata- kata (narasi)
b.      melakukan dialog antara tokoh satu dengan tokoh yang lain
c.       pengatur irama gending dan irama tari

2.      Anak wayang
Adalah para aktor yang memerankan tokoh dalam cerita / lakon. Anak wayang merupakan 1 (satu) tim yang dituntut untuk mahir menari topeng. Dalam setiap lakon , tokoh yang diperankan antara 30 – 35 tokoh, namun jumlah anak wayang cukup 15 – 20 orang saja, karena diantara mereka ada yang memerankan lebih dari 1 tokoh.

3.      Panjak
Adalah pemukul gamelan yang mengiringi pergelaran wayang topeng. Pada perkembangannya panjak disebut juga dengan niyaga / wiyaga, pengrawit/ pradangga, sedangkan di Sunda disebut nayaga. Panjak harus menguasai gending-gending Malangan. Jumlah panjak pada pergelaran wayang topeng antara 10 – 15 orang.

4.      Punakawan
Punakawan artinya sahabat / teman yang mempunyai sifat arif / bijaksana. Kedudukannya sebagai abdi, yang mengabdi pada satria yang membela kebenaran. Pada wayang topeng punakawan yang ditampilkan adalah Semar dan Bagong yang mengabdi pada Raden Panji Asmara Bangun. Selain dua punakawan tadi ada juga punakawan yang bernama Patrajaya yang mengabdi pada Raden Gunung Sari.

 

Kemudian, topeng Malangan juga mempunyai struktur pertunjukan atau yang biasa disebut konsep pemanggungan. Yaitu sebagai berikut :
1.      Musik Pembukaan
2.      Tari Pembukaan ( beskalan atau Srimpi )
3.      Adegan Kerajaan Jawa ( Kediri, Jenggala, Singasari dan Urawan )
4.      Grebeg Jawa ( Prajurit dalam perjalanan )
5.      Adegan Kerajaan Sabrang ( Cemara Sewu, Rencang Kencana dll. )
6.      Grebeg Sabrang
7.      Perang Grebeg / Perang Gagal
8.      Adegan Kerajaan ketiga atau Pertapaan
9.      Gunung Sari dan Patrajaya
10.  Adegan Kerajaan Jawa
11.  Adegan Kerajaan Sabrang dilanjutkan Peperangan Besar

Memang benar, Indonesia benak benak kaya akan budayanya. Budaya yang sangat beragam dan unik di setiap daerahnya. Yang diwariskan dari zaman nenek moyang hingga saat ini masih bertahan. Tetapi jika anak bangsa, penerus kebudayaan Indonesia ini terpengaruh dengan gadged dan kebudayaan luar negeri, padahal karena kaya akan budaya ini, Indonesia menjadi sangat terkenal di muka dunia.

1 komentar: