karya : Dafitri Zahra Eriana Prasetya / VIII.9 / 07
Kerajinan yang merupakan kerajinan khas kota malang,
yaitu topeng Malangan. Topeng Malangan ada banyak jenisnya. Namun sekarang
sudah terbukti turunnya minat anak bangsa yang tertarik pada kesenian
tradisional contohnya topeng malangan ini. Rata rata mereka menganggap sesuatu
yang tradisional adalah sesuatu yang membosankan dan jadul. Mereka lebih
tertarik pada gadged yang berisi game
online.
Kesenian topeng Malangan ini tentunya tidak muncul begitu
saja, melainkan ada sejarah dibalik itu, dalam catatan sejarah, topeng Malangan
telah dikenal sejak 760 Masehi. Tepatnya, sejak zaman Mpu Sendok. Dulu topeng
Malangan ini terbuat dari emas dan biasanya dikenal dengan istilah puspa sariro
yang artinyabunga dari hati yang paling dalam. Dan merupakan symbol pemujaan
Raja Gajayana terhadap ayahandanya yaitu Dewa Siwa. Semakin lama zaman semakin
berkembang dan fungsi topeng beralih menjadi kesenian tari.
Topeng Malangan memiliki ciri khas tersendiri
dibandingkan topek asal daerah lainnya. Ciri ciri khasnya yaitu :
1. Bentuk hidung
Bentuk
hidung seperti pagot (pisau alat pengukir) kecil mencerminkan watak lembut. Bila
menyerupai pagot ukuran sedang atau menyerupai ujung parang mencerminkan tokoh
yang gagah berani. Sedang hidung pesek, kecil menunjukan watak penuh
pengabdian, biasanya untuk tokoh punakawan.
2. Bentuk mata
Mata
topeng berbentuk butir padi menunjukan tokoh jujur, sabar, lembut, gesit, dan
perwira. Berbentuk seperti biji kedelai menunjukan tokoh perwira, tangkas,
pemberang, gagah berani yang biasanya terdapat pada tokoh satria. Bentuk mata
yang mentheleng (membelalak) menunjukan tokoh yang pantang mundur, gagah
berani. Bila topeng bermata besar dan melotot menunjukan watak gagah perkasa,
keji, angkara murka.
3. Bentuk bibir / mulut
Bibir
atau mulut juga meunjukan karakter tokoh – tokoh, antara lain bibir tekatup
menunjukan tokoh berwatak gagah berani, sedikit terbuka menunjukan watak watak
lembut dan luhur budi. Topeng berbibir terbuka dengan deretan gigi menunjukan
tokoh berwatak sok gagah, sok berani. Mulut topeng terbuka lebar, gigi tampak,
kadang – kadang bertaring menunjukan watak galak yang angkara murka.
4. Warna topeng
Warna
juga dimaksudkan untuk mengambarkan karakter tokoh. Warna merah menunjukan
tokoh berwatak angkara, jahat, berani. Merah jambu menggambarkan tokoh yang
keras hati, warna biru tua menunjukan tokoh dengan kekuatan magis, biru telur
menunjukan tokoh baik hati, putih menunjukan kesucian, dan hitam menggambarkan
tokoh yang bijak dan teguh.
Dalam
pertunjukannya, terdapat beberapa aturan seperti unsur pendukung dan struktur
pertunjukan. Unsur pendukung yang dimaksud adalah seperti berikut.
1. Ki dalang
Merupakan
unsur utama yang menentukan keberhasilan pertunjukan. Tugas dalang adalah
sebagai berikut :
a. menyampaikan
cerita atau lakon baik melalui tembang maupun kata- kata (narasi)
b. melakukan
dialog antara tokoh satu dengan tokoh yang lain
c. pengatur
irama gending dan irama tari
2. Anak wayang
Adalah
para aktor yang memerankan tokoh dalam cerita / lakon. Anak wayang merupakan 1
(satu) tim yang dituntut untuk mahir menari topeng. Dalam setiap lakon , tokoh
yang diperankan antara 30 – 35 tokoh, namun jumlah anak wayang cukup 15 – 20
orang saja, karena diantara mereka ada yang memerankan lebih dari 1 tokoh.
3. Panjak
Adalah
pemukul gamelan yang mengiringi pergelaran wayang topeng. Pada perkembangannya
panjak disebut juga dengan niyaga / wiyaga, pengrawit/ pradangga, sedangkan di
Sunda disebut nayaga. Panjak harus menguasai gending-gending Malangan. Jumlah
panjak pada pergelaran wayang topeng antara 10 – 15 orang.
4. Punakawan
Punakawan
artinya sahabat / teman yang mempunyai sifat arif / bijaksana. Kedudukannya
sebagai abdi, yang mengabdi pada satria yang membela kebenaran. Pada wayang
topeng punakawan yang ditampilkan adalah Semar dan Bagong yang mengabdi pada
Raden Panji Asmara Bangun. Selain dua punakawan tadi ada juga punakawan yang
bernama Patrajaya yang mengabdi pada Raden Gunung Sari.
Kemudian, topeng
Malangan juga mempunyai struktur pertunjukan atau yang biasa disebut konsep
pemanggungan. Yaitu sebagai berikut :
1. Musik
Pembukaan
2. Tari
Pembukaan ( beskalan atau Srimpi )
3. Adegan
Kerajaan Jawa ( Kediri, Jenggala, Singasari dan Urawan )
4. Grebeg
Jawa ( Prajurit dalam perjalanan )
5. Adegan
Kerajaan Sabrang ( Cemara Sewu, Rencang Kencana dll. )
6. Grebeg
Sabrang
7. Perang
Grebeg / Perang Gagal
8. Adegan
Kerajaan ketiga atau Pertapaan
9. Gunung
Sari dan Patrajaya
10. Adegan
Kerajaan Jawa
11. Adegan
Kerajaan Sabrang dilanjutkan Peperangan Besar
Memang
benar, Indonesia benak benak kaya akan budayanya. Budaya yang sangat beragam
dan unik di setiap daerahnya. Yang diwariskan dari zaman nenek moyang hingga
saat ini masih bertahan. Tetapi jika anak bangsa, penerus kebudayaan Indonesia
ini terpengaruh dengan gadged dan kebudayaan luar negeri, padahal karena kaya
akan budaya ini, Indonesia menjadi sangat terkenal di muka dunia.
Bagus
BalasHapus